Baca Juga: LBH Bolosaif Menduga Perubahan APBD Jember 2021 Silam, Praktek Melawan Hukum
Meski Pemilu 2024 diprediksikan tidak menimbulkan pembelahan politik sebagaimana dua pemilu sebelumnya. Akan tetapi, menurut Haedar potensi pembelahan dan benturan tajam secara kualitatif tetap harus diperhatikan.
“Karena masing-masing ingin menghabisi, ingin menegasikan yang lain. Atau saling takut kalau ini menang lalu ada langkah-langkah yang mencederai demokrasi, akan menimbulkan respon secara kualitatif yang sama kerasnya,” kata Haedar.
Haedar khawatir, Pemilu lebih dari pertarungan ideologi, tetapi pertarungan kekerasan yang menimbulkan aksi dan reaksi. Padahal semua pihak, di setiap sendi bangsa ini tidak menginginkan itu.
Baca Juga: Momen Akhir Tahun 2023, Lapas Jember Gelar Refleksi dan Evaluasi, Sambut Target Kinerja 2024
“Karena itu, ajakan kami yang paling dalam, ayo semua elit yang terlibat di dalam kontestasi, semua kekuatan politik yang terlibat di dalam kontestasi, dan semua kekuatan-kekuatan pendukung para kontestan baik itu di Pilpres maupun di Pileg secara genuin merawat dan menjaga agar Pemilu ini lebih baik dan bermartabat, dan semakin terminimalisasi kecurangan,” ajak Haedar.
Kader Harus Menjadi Duta Dalam Pergaulan Global
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lamongan.jatimnetwork.com
Artikel Terkait
Kejagung Dipertanyakan Soal Kasus Korupsi Minyak Riza Chalid: Ada Apa di Balik Inkonsistensi Ini?
Heryanto Tersangka Pembunuh Dina Oktaviani Tampil Baru, Istri Turut Diperiksa Polisi
ANRI Tak Miliki Salinan Ijazah Jokowi, Pengamat: Bisa Kena Sanksi Pidana!
Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung Disebut Bom Waktu, Benarkah Bahayakan Negara?