polhukam.id - Calon Wakil Presiden dari pasangan 03, Mahfud MD, memberikan kritik terhadap pelaksanaan program subsidi pupuk yang dinilainya tidak sesuai.
Menurutnya, terdapat ketidaksesuaian antara jumlah petani yang semakin berkurang dan luas lahan pertanian yang menyusut dengan peningkatan subsidi pupuk.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Berkomitmen Tuntaskan Pertambangan Ilegal demi Kesejahteraan Rakyat
"Saudara, SDM kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat, petani makin sedikit, lahan pertanian makin sedikit tapi subsidi pupuk makin besar. Pasti ada yang salah. Petani dikit, lahan sedikit, kok subsidi makin naik? Pasti ada yang salah," ungkap Mahfud dalam debat Cawapres yang berlangsung pada Minggu, 21 Januari.
Mahfud menyoroti kenyataan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA), namun hal ini tidak tercermin dalam kedaulatan pangan.
Dia merujuk pada kearifan lokal bangsa Indonesia di masa lalu yang telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Lebih lanjut, Mahfud menekankan bahwa amanat undang-undang menyatakan bahwa pemanfaatan SDA Tanah Air seharusnya bertujuan untuk kemakmuran masyarakat.
"Bahkan konstitusi kita mengatakan SDA harus dikelola dan digunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," tambahnya.
Kritik Mahfud MD ini mencerminkan keprihatinan terhadap kebijakan pangan dan pertanian di Indonesia, serta menekankan pentingnya keselarasan antara jumlah petani, lahan pertanian, dan program subsidi pupuk untuk mencapai kedaulatan pangan yang diinginkan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: paradapos.com
Artikel Terkait
Tak Terima Hukumannya Bertambah jadi 4 Tahun Usai Kasasi, Mira Hayati Siap Melawan
Organisasi Ekstra Legal, Relawan sebagai Hama Politik
Pramono Mau Bangun Empat Pembangkit Listrik Berbasis Sampah, Colek PSI
Rincian Kekayaan Yaqut Cholil Qoumas yang Diperiksa KPK, Alphard Mewah dan Tanah di Jakarta Timur