Menurut Gus Nur, apa pemerintah tidak berpikir kalau kebijakan itu bakal mendatangkan mudharat atau kerugian bagi rakyat.
"Apa rezim ini gak mikir ridho-Nya Allah, ridhonya rakyat, makanya saya bolak-balik bilang jangan cuma minta ganti menteri ini, menteri itu, jangan minta ganti Luhut, gak bisa bukan itu solusinya, kalau mau total, ganti rezimnya, ganti presidennya, baru semua itu selesai," kata Gus Nur dikutipĀ Polhukam.id.
Gus Nur pun menilai kalau rezim Jokowi adalah pemerintah yang rakus duit. Makanya tidak heran, rezim ini tercekik hutang dan tercekik riba.
"Rezim ini panas duit, rakus duit, tercekik utang, tercekik riba, banyak utang: nyawa, rezim ini dikelilingi blunder," tegasnya.
Terakhir, Gus Nur menilai kalau tarif Candi Borobudur dinaikkan, sudah pasti akan menyengsarakan rakyat, terutama bagi pedagang kecil di sekitar Borobudur.
"Ini pasti akan berdampak pada pedagang, destinasi wisata itu sendiri, ini tuh banyak mudharat-nya. Buat turis manca ini keberatan, apalagi untuk turis lokal. Rezim ini tuh isinya kapitalis. Besok apa lagi!," jelasnya.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur