POLHUKAM.ID - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu memberikan pernyataan menarik terkait isu yang berkembang di masyarakat saat ini.
Terutama setelah pernyataan Menteri KKP saat ditanya wartawan terkait isu Pagar laut.
"Sekarang kan udah LPG, mosok ditanyain lagi? … hahaha," jawabnya sambil berlalu, sebagai mana video yang dibagikan ulang oleh Sa'id Didu di akun X pribadinya.
Said Didu menaruh curiga ada pengalihan isu dari kedua isu yang berkembang saat ini.
Berdasar video itu, Said Didu menduga kelangkaan gas dijadikan pengalihan isu terkait pembahasan Pagar Laut yang sebelumnya begitu disorot.
“Berarti betul bhw kelangkaan Gas utk pengalihan isu pagar laut ?” kata Said Didu mengomentari video tersebut.
Ia bahkan menyatakan ada kerjasama yang sangat baik dilakukan oleh dua Menteri Jokowi yaitu Trenggono dan Bahlil.
“Kerjasama baik Menteri Jokowi (Trenggono dan Bahlil),” sebutnya.
Lanjut, Said Didu menunggu gebrakan-gebrakan lainnya yang bakal dilakukan Menteri-Menteri di era mantan Presiden Jokowi.
“Menunggu Menteri Jokowi lainnya,” terangnya.
👇👇
[VIDEO]
Ditanya wartawan tentang pagar laut, menteri KKP:
"Sekarang kan udah LPG, mosok ditanyain lagi? ... hahaha", jawabnya sambil ketawa bahagia pic.twitter.com/F3ZUOn3lAf
Berarti betul bhw kelangkaan Gas utk pengalihan isu pagar laut ?
Kerjasama baik Menteri Jokowi (Trenggono dan Bahlil). Menunggu Menteri Jokowi lainnya. https://t.co/Nso7VKW37j
Sekarang Kan Sudah Elpiji, Mosok Ditanyain Lagi? Satire Politik ala Negeri Maritim!
Ketika berita tentang skandal Pagar Laut semakin menguat, bak sandiwara dengan plot twist yang tak terduga, panggung politik negeri Konoha tiba-tiba diserbu oleh ledakan keruwetan kebijakan distribusi gas melon atau LPG 3Kg.
Entah karena kebetulan atau memang takdir yang sedang bercanda, kasus kekisruhan distribusi elpiji 3Kg yang bersubsidi ini sontak mencuri banyak perhatian khalayak.
Mendadak seolah-olah rakyat diminta untuk lebih sibuk mengurus tabung gas ketimbang terus-terusan penasaran dengan pertanyaan siapa sebenarnya dalang di balik pagar laut misterius serta sertifikat HGB laut yang diduga jatuh ke tangan oligarki.
Persis seperti yang pernah dikatakan George Orwell, “In a time of deceit, telling the truth is a revolutionary act (“Di masa penipuan, mengatakan kebenaran adalah sebuah tindakan revolusioner”) maka di negeri Konoha ini, kebenaran bukan hanya revolusioner– ia juga sering kali terbakar sebelum sempat dicetak dalam laporan resmi.
Karena itulah, semestinya masyarakat juga tak perlu lagi kaget ketika mendadak Kantor Menteri ATR/BPN terbakar.
Sungguh beruntung api hanya menjilat dokumen, bukan menyulut kesadaran publik tentang siapa pemilik sertifikat HGB di laut yang katanya suci seperti air untuk sesaji tersebut.
Kebetulan? Mungkin. Tapi mengingat kementerian ini punya peran penting dalam mengungkap misteri pagar laut yang bersertifikat, kita tak bisa menyalahkan publik jika mulai mencium aroma gosong, bukan dari api, tapi dari skenario besar yang sedang dimainkan.
Albert Einstein pernah berkata: “Kebetulan adalah cara Tuhan untuk tetap anonim.” Tapi dalam kasus ini, kebetulan terlalu banyak, terlalu terencana, dan terlalu sempurna untuk dianggap sebagai kecelakaan belaka.
Kalau Tuhan memang sedang anonim, mungkin Dia juga sedang tertawa melihat bagaimana akal sehat kita diuji habis-habisan.
Yang juga menarik sebelum kasus kebakaran Kantor Menteri ATR/BPN ini adalah munculnya seorang cameo maestro komedi politik, Menteri KKP yang entah keceplosan atau spontan melontarkan punchline yang berpotensi menjadi legendaris, “Sekarang kan sudah elpiji, mosok ditanyain lagi?”
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur