Saat Rakyat Menggemakan ‘Adili Jokowi’, Prabowo Teriak ‘Hidup Jokowi’: Loyalitas Presiden Kepada Siapa?

- Sabtu, 15 Februari 2025 | 23:50 WIB
Saat Rakyat Menggemakan ‘Adili Jokowi’, Prabowo Teriak ‘Hidup Jokowi’: Loyalitas Presiden Kepada Siapa?


Saat Rakyat Menggemakan ‘Adili Jokowi’, Prabowo Teriak ‘Hidup Jokowi’: Loyalitas Presiden Kepada Siapa?


Oleh: Ali Syarief

Akademisi


Sorak-sorai rakyat yang menuntut keadilan menggema di jalanan. Isu penyalahgunaan kekuasaan, nepotisme, dan berbagai kebijakan yang dinilai merugikan bangsa menjadi bahan utama tuntutan mereka. 


Sementara itu, di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto—seorang jenderal yang kini menjabat sebagai pemimpin sipil—justru dengan lantang meneriakkan “Hidup Jokowi!” dalam acara HUT Gerindra. 


Sebuah ironi yang menimbulkan pertanyaan: benarkah ini sikap seorang pemimpin yang seharusnya membela kepentingan rakyat?


Prabowo, yang dahulu dikenal sebagai sosok kritis terhadap kebijakan Jokowi dan bahkan menjadi rival dalam dua kali pemilu, kini justru menunjukkan sikap yang kontras. 


Teriakan “Hidup Jokowi” dalam forum resmi partainya menimbulkan pertanyaan: apakah ini bentuk loyalitas tulus atau hanya sekadar kepentingan politik untuk menjaga harmoni dengan kekuasaan? 


Dalam politik, perubahan sikap bukanlah hal baru, tetapi ketika seorang pemimpin yang berlatar belakang militer memilih untuk memuji sosok yang sedang dipertanyakan oleh rakyat, maka muncul pertanyaan besar tentang integritas dan prinsip yang dipegangnya.


Sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo seharusnya memahami makna tanggung jawab terhadap rakyat. 


Sikapnya yang terkesan membela Jokowi, meski banyak dugaan pelanggaran hukum dan moral yang diarahkan kepada sang presiden sebelumnya, menimbulkan kekecewaan bagi mereka yang berharap pada perubahan. Rakyat yang turun ke jalan menuntut keadilan bukan tanpa alasan. 


Berbagai kebijakan yang dianggap menyimpang, mulai dari pembangunan IKN yang sarat kontroversi, dugaan pelanggaran hukum dalam berbagai proyek, hingga intervensi politik yang mencederai demokrasi, menjadi alasan utama tuntutan pengadilan bagi Jokowi.


Halaman:

Komentar

Terpopuler