Malaysia Pangkas Anggaran, Potong Gaji Pejabat Tanpa Korbankan Rakyat

- Jumat, 21 Februari 2025 | 21:00 WIB
Malaysia Pangkas Anggaran, Potong Gaji Pejabat Tanpa Korbankan Rakyat

POLHUKAM.ID - Tindakan efisiensi anggaran menjadi kelaziman negara untuk mewujudkan program kerja atau menghadapi situasi zaman, seperti krisis dan tantangan lain.


Di Indonesia, Presiden Prabowo Subianto melakukan efisiensi anggaran untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis dan membiayai Danantara. 


Akibatnya, banyak pos-pos anggaran di Kementerian/Lembaga yang tidak punya urgensi besar akan dipotong.


Selain Indonesia, negara tetangga Malaysia rupanya juga pernah melakukan efisiensi anggaran. 


Hanya saja, Malaysia melakukannya dengan memotong gaji pejabat supaya tak mengorbankan rakyat. 


Potong Gaji Pejabat Demi Efisiensi


Tindakan pemotongan gaji pejabat dilakukan Malaysia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad (1981-2003). 


Pada awal kepemimpinan, Malaysia, sama seperti Indonesia, terkena krisis ekonomi 1980 yang lumayan merusak sendi-sendi perekonomian. 


Pada saat bersamaan Malaysia juga sedang melakukan akselerasi pembangunan. 


Maka, sebagai keluar dari krisis dan efisiensi belanja anggaran, Mahathir memutuskan untuk memotong gaji dirinya sendiri sebagai orang nomor satu dan diikuti para pejabat tinggi negara lain, seperti wakil perdana menteri dan para menteri. 


Dalam pewartaan Straits Times (30 April 1982), Mahathir Mohamad juga memotong fasilitas khusus dan tunjangan untuk menteri, wakil menteri dan sekretaris parlemen. 


"Perdana Menteri Datuk Seri Dr. Mahathir Mohamad mengatakan pasti memotong tunangan dan fasilitas menteri, wakil menteri, dan sekretaris," tulis Straits Times. 


Jurnalis senior Barry Wain dalam Malaysian Maverick (2009) menyebut, keputusan Mahathir memotong gaji dan fasilitas pejabat tinggi negara dilakukan agar rakyat tidak menjadi korban dan agar lebih berpihak pada masyarakat. 


Sebab, jika efisiensi berdampak pada anggaran yang memengaruhi kehidupan, maka rakyat-lah yang merasakan itu semua. 


Terlebih, PM ke-4 Malaysia itu melihat banyak ruang-ruang publik tak terawat dan perlu perbaikan. 

Halaman:

Komentar

Terpopuler