AMMDes, yang dirancang untuk petani dan diekspor ke Nigeria, kini tinggal kenangan.
Siapa yang diuntungkan dari kegagalan ini?
Astra, yang menguasai pasar dengan Toyota dan Daihatsu, tak ingin saingan lokal bangkit. Mereka tak ingin Esemka hidup. Mereka tak ingin H Sukiyat menang.
Dan di balik layar, ada aroma permainan elite. Mengapa proyek yang didukung presiden dan menteri bisa mati begitu saja?
Mengapa pemerintah bungkam ketika Sukiyat dipermainkan? Mengapa dua petinggi Astra mengundurkan diri tepat di tengah gugatan ini? Ini bukan kebetulan.
Ini adalah skenario terencana untuk memastikan Indonesia tetap jadi pasar, bukan pencipta.
Korporasi besar, dengan jaringan politik dan lobi kuat, bermain di level yang tak bisa disentuh rakyat kecil.
H Sukiyat bukan cuma melawan Astra. Dia melawan sistem yang membiarkan raksasa korporasi menginjak anak bangsa.
Dia melawan monopoli yang mencekik inovasi lokal. H Sukiyat melawan pengkhianatan terhadap petani, pekerja, dan generasi muda yang pernah percaya pada Esemka.
Tapi H Sukiyat tak sendiri. Kita, rakyat Indonesia, punya suara. Kita punya hati. Kita punya hak untuk menuntut keadilan.
Sekarang saatnya bertanya: sampai kapan kita diam melihat mimpi anak bangsa dihancurkan?
Sampai kapan kita membiarkan korporasi besar berpesta di atas penderitaan seperti H Sukiyat?
Ini bukan cuma perjuangan seorang difabel dari Klaten. Ini perjuangan kita semua untuk Indonesia yang adil, yang bangga pada karya anak negeri.
Teriakkan kebenaran ini di media sosial. Ceritakan kisah H Sukiyat ke teman, keluarga, dunia.
Desak Astra untuk bertanggung jawab. Desak pemerintah untuk melindungi inovator lokal.
Karena jika Sukiyat kalah, kita semua kalah. Tapi jika kita bersatu, mimpi Esemka bisa hidup kembali—lebih kuat, lebih nyata.
***
Sumber: MonitorIndonesia
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur