Banyak hasil kajiannya yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional dan mendapatkan berbagai tanggapan.
Ia juga sering diundang sebagai pemakalah seminar di mancanegara, dan juga dipercaya memimpin proyek pernaskahan yang didanai The British Library.
Salah satu karyanya, yaitu kajian terhadap surat-surat raja-raja Buton, Bima, Gowa, dan Minangkabau kemudian dimasukkan dalam suatu proyek di Australian National University, Canberra, Australia dengan nama Malay Concordance Project.
Beberapa kajiannya yang lain, di antaranya teks Melayu klasik Syair Lampung Karam, satu-satunya sumber pribumi nusantara tentang letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang mengakibatkan gelombang tsunami serta menghancurkan wilayah pantai selatan Sumatra dan pantai barat Jawa.
Suryadi mengenyam pendidikan hingga tamat SMA di kampung halamannya, Padang Pariaman.
Pada tahun 1986, ia masuk ke Fakultas Sastra, Universitas Andalas (Unand) dan tamat pada tahun 1991.
Ia sempat menjadi asisten dosen di almamaternya dan sebagai asisten dosen di Universitas Indonesia sebelum ke Universitas Leiden, Belanda.
Pada tahun 2002 ia mendapatkan gelar master (MA) dari Universitas Leiden, kemudian gelar doktor juga dari universitas yang sama pada 16 Desember 2014, dengan disertasi yang berjudul The Recording Industry and Regional Culture in Indonesia: The Case of Minangkabau.
Walaupun memakai nama Jawa, ia adalah orang Minang tulen. Ia lahir pada 15 Februari 1965 pasca-penumpasan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra Tengah oleh pemerintah pusat.
- Syair Lampung Karam (2010)
- Sejarah pengajaran Bahasa Minangkabau (2009)
- Sepucuk Surat dari Seorang Bangsawan Gowa di Tanah Pembuangan
- Syair Sunur (2004)
- Naskah Tradisi Basimalin (1998)
- Dendang Pauah (1993)
- Rebab Pesisir Selatan (1993).
Kekayaan Arsip di Universitas Leiden, Dikenal Sebagai Jendela Sejarah Dunia
Universitas Leiden di Belanda dikenal memiliki koleksi arsip sejarah yang sangat luas dan beragam, meliputi berbagai bidang ilmu dan rentang periode waktu yang panjang.
Arsip-arsip ini menjadi sumber utama bagi para akademisi dan peneliti, khususnya dalam bidang sejarah, ilmu sosial, dan ilmu alam.
Universitas ini juga aktif bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk mendigitalkan koleksinya, sehingga dapat diakses oleh publik global.
Beberapa jenis arsip penting yang tersimpan di Universitas Leiden antara lain:
1. Arsip Sejarah Akademik: Berisi dokumentasi tentang perkembangan pendidikan tinggi sejak Leiden didirikan pada 1575, termasuk perubahan kurikulum, catatan program studi, serta perjalanan akademik dosen dan mahasiswa terkemuka.
2. Arsip Sejarah Politik dan Sosial: Koleksi ini mencakup dokumen tentang sejarah politik, perdagangan internasional, kolonialisme, serta berbagai gerakan sosial dan budaya, baik di Belanda maupun di negara lain.
3. Arsip Penelitian dan Ekspedisi: Universitas Leiden menyimpan catatan lengkap mengenai berbagai ekspedisi ilmiah, penelitian etnografi, serta studi tentang alam dan masyarakat yang dilakukan oleh akademisi lintas disiplin.
4. Arsip Sejarah Kolonial: Mengingat sejarah panjang kolonialisme Belanda, Leiden menjadi rumah bagi banyak arsip yang berkaitan dengan Indonesia, Suriname, dan wilayah lain yang pernah menjadi koloni Belanda.
5. Arsip Hukum dan Hukum Internasional: Koleksi ini meliputi dokumen mengenai perkembangan hukum Belanda, hukum internasional, hak asasi manusia, serta sejarah hubungan internasional.
6. Arsip Sastra dan Budaya: Termasuk manuskrip klasik Belanda, dokumen filosofi, serta arsip terkait perkembangan budaya Eropa dan kontribusi Belanda dalam seni, sastra, dan pemikiran intelektual.
7. Arsip Sejarah Militer: Berisi dokumen tentang strategi, diplomasi, dan peristiwa militer Belanda, terutama terkait dengan Perang Dunia I dan II.
8. Arsip Sejarah Alam dan Sains: Mengabadikan perjalanan ilmiah di bidang astronomi, biologi, geografi, dan ilmu pengetahuan lainnya, mulai dari abad ke-16 hingga abad ke-20.
10. Arsip Kerjasama Internasional: Mencatat hubungan dan proyek kolaborasi Leiden dengan berbagai lembaga internasional, termasuk perjanjian penelitian dan program pertukaran akademik.
Dengan koleksi yang begitu kaya dan beragam, Universitas Leiden tidak hanya menjadi pusat penyimpanan sejarah, tetapi juga menjadi pintu gerbang penting bagi pemahaman lintas budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dunia.
Sumber: Sawitku
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur