Ia mengakui bahwa industri garmen rumahan memang berskala kecil dan sederhana, namun itu akan menjadi wawasan dan pengalaman bagi dirinya, bagi anak-anaknya, dan bagi masyarakat sekelilingnya. Hal ini, katanya, tentu tak bisa dibandingkan dengan skill importir pakaian bekas yang hanya membutuhkan koneksi dengan para pemegang kekuasaan dan kekuatan modal saja.
“Jangan lupa dari yang kecil akan menjadi besar,” katanya.
Namun hal yang lebih penting lagi, kata Gobel, kemampuan membangun industri sekecil apapun akan memiliki dampak bagi keluarga dan masyarakat sekelilingnya.
“Bukan sekadar menghidupkan ekonomi komunitas, tapi juga yang utama adalah membangunkan kewarasan publik,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa industri garmen rumahan biasanya dipicu oleh satu orang lalu akan ditiru oleh komunitas di lingkungannya. Karena itu, industri garmen rumahan, katanya, selalu tumbuh dalam suatu kelompok masyarakat.
“Kita jangan membunuh ekonomi masyarakat hanya untuk mengimpor barang yang di negeri asalnya sudah dikategorikan sebagai sampah,” Katanya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur