POLHUKAM.ID - Lembaga think tank Prasasti Center for Policy Studies atau Prasasti yang diluncurkan Hashim Djojohadikusumo, disinyalir sebagai bagian dari strategi politik Presiden Prabowo Subianto menghadapi Pilpres 2029.
Hashim yang merupakan adik kandung Prabowo, meluncurkan Prasasti pada 30 Juni 2025 lalu.
Dalam lembaga tersebut Hashim menjabat sebagai dewan penasehat.
Lembaga riset tersebut memiliki misi utama mengawal kebijakan dan program strategis Prabowo, seperti makan bergizi gratis hingga program ketahanan pangan.
Prasasti diklaim Hashim akan memberikan masukan dan penilaian yang objektif melalui kajian dan riset yang ilmiah.
Namun melihat keberadaan Hashim di lembaga itu, Guru Besar Politik Universitas Andalas, Asrinaldi menilai sulit untuk melihat tidak terdapat kepentingan Prabowo dan Partai Gerindra.
Apalagi, selain Hashim terdapat pula orang dekat Prabowo lainny, seperti kakak iparnya Soedrajad Djiwandono, menempati posisi sebagai Board of Trustees atau dewan pengawas.
Ada juga mantan Ketua Dewan Tim Pakar Partai Gerindra, Burhanuddin Abdullah yang menduduki jajaran Board of Advisors.
Lalu Laode Masihu Kamaluddin yang merupakan tim ekonomi Prabowo-Gibran yang menjabat sebagai Board of Trustees.
Asrinaldi membaca arah Prasasti yang akan dijadikan sebagai alat justifikasi pemerintahan Prabowo, sekaligus sebagai tameng atas berbagai kritik yang ada.
"Kita menyadari keberadaan lembaga think tank ini juga menjadi justifikasi untuk tindakan-tindakan dan langkahnya Prabowo," kata Arsinaldi saat dihubungi, Sabtu (5/7/2025).
Dengan justifikasi yang positif, Prabowo terlihat memiliki legacy yang dapat dijadikan modal pada Pilpres 2029.
"Karena bagaimanapun, sekarang kan sudah banyak kritik terhadap Prabowo. Dan orang mencoba juga untuk, ibaratnya, mempertahankan bahwa Prabowo itu hebat, tapi faktanya tidak seperti itu," kata Asrinaldi.
Kebutuhan atas legacy itu menjadi penting, karena persaingan pada Pilpres 2029 sangat ketat, setelah MK menghapus ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden.
Konsekuensinya persaingan semakin terbuka, karena akan banyak kandidat-kandidat calon presiden-wakil presiden yang bertarung.
Mengutip dari Antara, Dewan Penasihat Prasasti Hashim Djojohadikusumo menyebut bahwa Prasasti hadir sebagai lembaga think tank dengan tugas utama memberikan penilaian objektif terhadap berbagai kebijakan strategis pemerintahan Prabowo.
Dia mengklaim Prasasti tidak akan menjadi alat propaganda pemerintah.
Prasasti ke depan akan menjadi mitra strategis dalam penilaian sejumlah program kebanggaan Prabowo, seperti makan bergizi gratis hingga program ketahanan pangan.
Selain diisi oleh orang dekat Prabowo, terdapat pula sejumlah ahli dengan berbagai latar belakang yang mengisi struktur Prasasti, seperti jajaran Dewan Penasihat terdapat Burhanuddin Abdullah (Gubernur BI 2003-2008), Gandi Sulistiyanto (Dubes RI untuk Korsel 2021-2023), Ellyus Achiruddin, dan Prijono Sugiarto.
Dewan Pengawas diisi oleh Soedradjad Djiwandono (Gubernur BI 1993-1998), Fuad Bawazier (Menkeu 1998), Jimly Asshiddiqie (Ketua MK 2003-2008), Ronald Waas, Ilya Avianti, dan Laode Masihu Kamaluddin.
Dewan Pakar Prasasti beranggotakan figur-figur teknokrat seperti Chatib Basri (Menkeu 2013-2014), Arcandra Tahar (Wamen ESDM 2016–2019), Erica Soeroto, Halim Alamsyah, Nawal Nely, dan Pramudya A Oktavinanda.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bawaslu Ungkit Putusan MK yang Muluskan Gibran jadi Cawapres: Aneh, Putusan Keluar ketika Tahapan Pemilu Berjalan
Ada Sosok Penting Pernah Nasihati Jokowi Tak Usah Paksakan Ijazah, Konon Dijawab Wah Ora Keren
10 Kontroversi Ade Armando Yang Kini Jadi Komisaris PLN NP: Meme Anies Joker, Laporkan Prabowo
Rismon Sianipar: Mau Ungkap Keaslian Ijazah Jokowi? Cukup 3 Cara!