“Tapi kalau Gibran mau diingat orang, dia memang harus bukan berkantor di IKN seperti yang dia inginkan. Berkantor di IKN lalu fungsi apa? Ngapain?” ucapnya.
Papua dinilai sebagai wilayah yang strategis untuk membentuk pemahaman geopolitik, terutama dalam konteks hubungan Indonesia dan Australia, serta isu-isu berat lainnya.
“Kalau di Papua kan sangat strategis, dia bisa belajar banyak hal tentang politik internasional. Bagaimana ketegangan Australi dan Indonesia,” kata Rocky.
“Semua itu diperlukan untuk memastikan bahwa ada wpres yang punya kemampuan khusus atau unik. Dengan cara itu Gibran bisa pamerkan lagi keahlian dia,” sambungnya.
Rocky juga menyindir bahwa Gibran sebaiknya tidak terus-menerus tampil dengan aktivitas-aktivitas remeh seperti mengikuti tren viral yang seperti baru-baru ini ia lakukan.
“Daripada pamer-pamerin sesuatu yang soal memotong tebu atau aura farming,” ujarnya.
Bagi Rocky, Papua adalah tempat terbaik untuk menguji kualitas seorang pemimpin secara menyeluruh.
Dari kepemimpinan hingga kesabaran, dari diplomasi hingga ketahanan mental, semua bisa diasah di sana.
“Papua adalah tempat terbaik untuk menguji kepemimpinan, kesabararan, ketekunan, terutama pengetahuan,” ujarnya.
Sebagai penutup, Rocky menyarankan agar Gibran benar-benar menetap dan berkantor di Papua hingga akhir masa jabatannya pada 2029.
“Jadi sekali lagi kita usulkan Pak Gibran itu bisa berkantor di Papua sampai 2029,” pungkas Rocky.
👇👇
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara