POLHUKAM.ID - Bulan madu politik usai Pilpres 2024 mungkin tak akan berlangsung lama.
Di tengah euforia kemenangan, benih-benih persaingan menuju kontestasi 2029 disebut mulai ditabur.
Sebuah skenario mengejutkan muncul ke permukaan: potensi 'perang dingin' antara Presiden terpilih Prabowo Subianto melawan 'kekuatan' Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diproyeksikan melalui putranya, Gibran Rakabuming Raka.
Analisis tajam ini datang dari Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Menurutnya, panggung politik lima tahun ke depan bisa menjadi arena perebutan pengaruh terselubung antara dua tokoh yang kini tampak mesra tersebut.
Namun, realisasi 'perang dingin' ini sangat bergantung pada satu variabel krusial.
Variabel itu adalah kemampuan Jokowi untuk mengorbitkan Gibran menjadi figur calon presiden yang mandiri dan memiliki kekuatan elektoral signifikan, lepas dari bayang-bayang kekuasaan ayahnya.
"Potensi Prabowo berhadapan dengan Jokowi (melalui Gibran) di 2029 sangat bergantung pada apakah Jokowi berhasil menjadikan Gibran sebagai figur capres yang kuat secara elektoral," ujar Yunarto dalam podcast Gaspol dikutip pada Jumat (18/7/2025).
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pertarungan di 2029 bukanlah sekadar adu figur, melainkan pertarungan mesin politik dan warisan pengaruh yang dibangun oleh Jokowi selama dua periode kekuasaannya.
Kerapuhan Politik Gibran Tanpa 'Payung' Jokowi
Saat ini, posisi tawar Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih dinilai masih rapuh.
Yunarto Wijaya menyoroti kelemahan mendasar Gibran yang bisa menjadi batu sandungan utama dalam karier politik jangka panjangnya.
Ketiadaan basis partai politik yang kuat membuat posisinya sangat bergantung pada patronase.
Artikel Terkait
Mendesak Evaluasi! Menteri Hukum Supratman Kini Jadi Sorotan
Waspada! Utang Proyek Kereta Cepat Warisan Jokowi Bisa Jadi Beban Berat Pemerintah
Menhut Raja Juli Tantang Jokowi Soal Ijazah Asli Saat Pidato di UGM, Begini Faktanya
Jokowi Dinilai Belum Siap Lepas Jabatan, Benarkah Jadi Mantan Presiden Terberat?