“Persoalan pimpinan Polri memang sangat diperhitungkan oleh masyarakat, karena diharapkan Kapolri yang baru benar-benar bisa membuat suatu langkah-langkah reformasi di Kepolisian Negara Republik Indonesia dan kemudian juga bisa membuat langkah-langkah hukum yang tepat,” ungkapnya.
Ia pun menyinggung sejumlah kasus yang mangkrak atau belum diselesaikan, seperti dugaan ijazah palsu Jokowi dan tuntutan perdata kepada Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Selain itu, Ikrar juga menyoroti kasus kerusuhan pada akhir Agustus dan awal September 2025 yang dirasa masih kurang transparansi dalam penanganannya.
Khususnya terkait nasib anggota TNI yang diduga terlibat.
“Kita ingin ada transparansi mengenai apa yang terjadi, agar ini tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Dengan citra Presiden ke-8 RI yang dipertaruhkan, yaitu sebagai pemilik otoritas kekuasaan penuh yang dipilih dan mendapat kepercayaan rakyat, Ikrar berharap isu mengenai calon pergantian Kapolri tersebut tidak lagi menjadi sekedar isu.
“Jika itu hanya sebuah isu yang terus berlangsung, ini juga tentunya akan memberikan citra buruk kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai pemegang mandat penuh Presiden Republik Indonesia yang memiliki otoritas kekuasaan penuh karena dia dipilih rakyat dan mendapatkan kepercayaan dari rakyat,” tutupnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara