"Anak-anak main di sini tuh, (mereka bilang) ‘Eh, Pak Menteri main dong. Sekali-sekali lawan menteri, kita’. Kalau saya memang hobi main ya. Saya juga dulu pernah main di kampung saya gitu aja. Dua kali main. Anak-anak ini, anak-anak situ tuh foto-foto gitu kan," jelasnya.
Sementara itu, dikutip dari detikcom, Budi Arie Setiadi bercerita baru dikabari bahwa dirinya dicopot dari jabatan Menteri Koperasi setelah menghadiri rapat di DPR. Bahkan dia baru mengetahuinya setelah pengumuman resmi dari Prabowo Subianto kepada publik.
"Ya, nggak ada yang perlu kaget. Biasa aja. Namanya jam setengah tiga, saya dikasih tahu (reshuffle), iya habis RDP," kata Budi Arie seusai sertijab di Kementerian Koperasi pada Selasa, 9 September 2025.
Budi Arie menyebut reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Walaupun di luar kabinet, ia menegaskan akan terus mendukung pemerintahan Prabowo.
"Selalu dong (mendukung Prabowo). Wong kita yang menangin," sebutnya.
Mendepak Geng Solo
Pernyataan Teddy Indra Wijaya terkait pencopotan jabatan kali ini merupakan ‘peristiwa politik’ selaras dengan keterangan sumber detikX di lingkaran elite Istana Negara. Hal tersebut terkait dipecatnya Karding dan Budi Arie adalah bagian dari langkah politik.
Langkah itu diambil demi keseimbangan politik dan menetralkan secara perlahan pengaruh Joko Widodo di kekuasaan hari ini. Prabowo disebut tidak akan mengkhianati Jokowi, tetapi hanya ingin menjauhkan anasir-anasir geng Solo dari Istana Negara.
"Ya pastilah (kesempatan mendepak geng Solo). Memang ini juga ketegasan, pelan-pelan melepaskan dari pengaruh (Jokowi). Intinya gini, dia (Prabowo) kan orang yang menghormati, permintaan orang yang berjasa sama dia. Tapi kalau nggak ada kinerjanya dianggap nggak pas terus ada kontroversi. Lalu juga Budi Arie dia mungkin merasa nggak pas kali, yaudahlah, udah dikasih kesempatan juga," ucap salah satu sumber kepada detikX pekan lalu.
Menurut sumber ini, Prabowo tak senang anak buah yang bikin gaduh di timnya. Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli, yang juga dekat dengan Jokowi, dinilai masih aman karena dianggap bukan pemicu kegaduhan.
“Karding kan udah ngomong, tanggung jawab dia (terkait foto main domino dengan Raja Juli). Karding ini kan orang yang dulu disiapkan buat ganti Cak Imin di PKB, oleh Jokowi. Kebetulan dia juga punya masalah, ya disikatlah sekalian," ungkapnya.
Sementara itu, sumber lain di lingkungan koalisi juga membenarkan masuknya Karding ke kabinet sebelumnya adalah atas rekomendasi Jokowi. Namun didepaknya Karding dari Kabinet disebut juga karena kurangnya laporan kinerja.
"Cak Imin lapor soal Sekolah Rakyat ke Presiden, tapi nggak lapor soal PMI karena Karding juga nggak ngasih laporan apa-apa ke Menko. Karding kurang memberi input ke Muhaimin Iskandar," ungkap sumber tersebut.
Menanggapi itu, Karding tak menampik jika ia dilabeli sebagai orang Jokowi. Faktanya, ia mengaku memang pernah cukup lama membantu Jokowi. Namun ia menegaskan bahwa sikap politiknya ke Prabowo.
“Kalau saya disebut orangnya Pak Jokowi, terserah saja. Pada faktanya, saya membantu Pak Jokowi lama. Tetapi sikap politik saya, sejak saya dilantik, sebelum saya dilantik, ya saya ke Pak Prabowo,” ujar Karding kepada detikX.
Karding juga menjelaskan, terlepas dari isu yang beredar, selama ini komunikasinya sangat baik dengan Jokowi. Ia merasa berutang budi kepada Presiden ketujuh Indonesia tersebut.
"Jadi memang saya dengan Pak Jokowi komunikasinya bagus. Dan saya harus begitu. Dia pernah menolong saya, saya utang budi. Masak saya ada tuan baru, terus (Jokowi) saya tinggalkan? Nggak bisalah. Tetapi politik saya selama ini full Pak Prabowo dan pemerintah," ucapnya.
Ia mengaku tak tahu pasti bagaimana persepsi publik terkait reshuffle yang terjadi. Namun, baginya, terlalu sederhana jika reshuffle ini dikaitkan dengan Jokowi.
"Siapa yang nggak pernah di Pak Jokowi? Presiden sendiri pernah di Pak Jokowi. Bukan hanya itu. Presiden juga dibantu Pak Jokowi dalam pemenangannya. Karena anaknya juga, kan," tegas Karding.
Di sisi lain, dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan Presiden tidak pandang bulu dalam reshuffle. Siapa pun yang dianggap kinerjanya kurang dan menimbulkan protes publik akan diganti. Meski pada saat yang bersamaan memang tidak bisa dibantah yang masuk dalam daftar reshuffle kali ini dianggap beririsan dengan Jokowi.
"Kan gitu ya, Budi Arie, kemudian Karding, bahkan Bu Sri Mulyani yang selama ini memang dianggap cukup dekatlah dengan Pak Jokowi," kata Adi kepada detikX.
Menurut Adi, ada keinginan dan desakan dari publik untuk melakukan evaluasi terhadap para menteri. Kebetulan yang selalu diminta untuk dievaluasi itu adalah orang-orang yang dekat dengan Jokowi. Walaupun Adi menilai masih banyak orang yang dianggap dekat dengan Jokowi yang duduk di pemerintahan.
"Bahkan ada sejumlah forum purnawirawan beberapa waktu yang lalu kan meminta kepada Presiden untuk mengganti orang-orang yang dinilai sebagai orang Jokowi," ucapnya.
Sumber: DetikX
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara