"Begitu pun sebaliknya. Kalau para ketua umum-ketua umum partai itu tidak setuju dan menolak proposal dua periode ini, maka haqqul yaqin duet ini tidak akan terjadi. Itulah yang saya sebut sebagai konsensus elit," kata Adi.
Dijelaskannya, para ketua umum partai memiliki dominasi yang kuat dalam menentukan konfigurasi dan konsolidasi politik, termasuk kelompok koalisi.
"Siapa yang harus maju sebagai calon presiden, siapa yang harus maju sebagai calon wakil presiden? Itu adalah domainnya elit-elit, bukan domain rakyat di Indonesia" katanya.
"Domain rakyat itu tentu kalau sudah muncul siapa yang maju pilpres ada calon satu, calon dua, dan calon tiga, eksekutornya adalah rakyat," ujar Adi.
Biar apa Prabowo - Gibran harus sampai 2 Periode?.
pic.twitter.com/dYOKE8uY1B
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara