Dalam arena digital, tidak ada ruang bagi kebebasan penuh; setiap perlawanan terhadap skenario jokowi akan dipantau, dikalahkan, atau dilemahkan melalui manuver opini publik yang sistematis.
Para termul juga berperan menjaga loyalitas politik di antara aktor utama.
Prabowo, Gibran, dan para ketua partai yang hendak bermanuver harus menghadapi kenyataan bahwa dukungan publik yang dikondisikan buzzer bisa memengaruhi legitimasi politik mereka.
Dengan kata lain, jokowi menyiapkan “pengawal digital” yang efektif: bukan hanya untuk mempromosikan Prabowo–Gibran, tetapi juga menekan lawan dan memanipulasi medan politik sesuai rencana.
Dengan strategi ini, deklarasi dukungan jokowi terhadap Prabowo–Gibran menjadi lebih dari sekadar ucapan.
Ia adalah awal dari operasi politik terstruktur, di mana mesin termul menjadi instrumen pengawasan, tekanan, dan propaganda.
Job baru para ternak Mulyono ini memperlihatkan bagaimana kekuatan digital dan politik bisa dipadukan untuk memastikan ambisi politik berjalan mulus, sekaligus menyingkirkan pihak-pihak yang menolak mengikuti skenario jokowi.
Komentar masyarakat yang beredar di media sosial menegaskan dinamika ini: sebagian mendukung dan siap mengawal, sebagian skeptis menyoroti potensi dinasti politik dan manipulasi opini.
Sementara itu, tekanan terhadap partai-partai yang tidak mendukung mulai terasa, memperlihatkan bagaimana mesin politik digital dapat mengubah peta kekuatan politik sebelum tahun 2029.
Dengan kata lain, job baru para ternak Mulyono bukan sekadar istilah—ia adalah realitas politik kontemporer, di mana buzzer dan relawan digital menjadi alat strategis untuk memastikan ambisi jokowi tercapai, mengamankan Prabowo-Gibran, dan menekan siapa pun yang menentang.
Biar apa Prabowo - Gibran harus sampai 2 Periode?.
pic.twitter.com/dYOKE8uY1B
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara