Menurut Ujang, partai lain tidak akan tertarik bergabung dengan KIB apabila koalisi itu menyodorkan sosok Capres dan Cawapres 2024 yang elektabilitasnya rendah.
"Jika elektabilitas capres dan cawapres yang ditawarkan elektabilitasnya rendah dan berpotensi akan kalah, tidak akan ada yang gabung lagi," kata Ujang melalui layanan pesan kepada JPNN.com pada Sabtu (21/5/2022).
Menurut dosen tetap di Universitas Al-Azhar Jakarta itu, kepentingan untuk menang pada Pilpres 2024 menjadi syarat mutlak bagi partai untuk bergabung ke KIB. Jika kandidat yang disodorkan KIB tidak punya kekuatan maka partai lain bakal ogah bergabung dengan Golkar, PAN, dan PPP.
"Partai-partai itu akan melihat elektabilitas dari capres dan cawapresnya," beber pria kelahiran Jawa Barat itu.
Sementara itu, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat (PD) Kamhar Lakumani mengatakan parpolnya belum bersikap apakah bakal bergabung atau tidak dengan KIB. Menurut Kamhar, parpol pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) fokus pada konsolidasi internal dan penjaringan caleg untuk Pemilu, sebelum berbicara koalisi untuk Pilpres 2024.
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi Palsu? Survei Buktikan Mayoritas Masyarakat Justru Tidak Percaya
Gibran Dinilai Cerdas & Visioner, Survei Buktikan 71% Publik Puas!
Rizal Fadillah Sebut Jokowi Tak Hafal Salam UGM, Tuduh Ijazah Palsu: Stop Tipu-tipu!
Program MBG Prabowo-Gibran: Capaian Spektakuler di Tahun Pertama!