POLHUKAM.ID - Pengamat politik Indro Tjahyono mengatakan, andaikata Partai Demokrat benar-benar rujuk dengan PDI Perjuangan (PDIP) persoalannya tidak gampang. Apalagi jika Partai Demokrat minta Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres dari Ganjar Pranowo.
“Rencana rekonsiliasi PDIP dan Demokrat ini akan menabrak gunung es,” kata Indro kepada Harian Terbit, Rabu (6/9/2023).
Apalagi, kata alumni ITB ini, jika untuk mengatrol perolehan suaranya koalisi yang dipimpin PDIP, sebenarnya butuh figur yang dekat dengan kelompok Islam bukan figur dari kelompok sekuler. Pilihannya Koalisi ini butuh figur seperti Mahfud MD sebagai Cawapres Ganjar Pranowo.
“Pilihan tersebut satu keniscayaan kalau PDIP yang selama ini dipandang sebagai parpol terkorup juga ingin mengubah citranya. Bukan saatnya PDIP memilih Sandiaga Uno atau Erick Thohir sebagai Cawapres semata-mata untuk memperbesar koceknya atau memilih orang-orang yang bisa kumpulkan duit dari para bandar dalam menghadapi Pemilu,” papar aktivis mahasiswa 77/78 ini.
Di sisi lain, ujar Indro, manuver liar dari Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang melompat-lompat dari satu Koalisi ke Koalisi lain bisa melahirkan berkah terselubung (blessing in disguise).
Salah satunya bagi Koalisi PDIP bersama PPP, Hanura dan Perindo. Blunder PDIP dalam mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres yang elektabilitasnya cenderung merosot (declining) mungkin bisa terobati.
Megawati dan SBY
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara