POLHUKAM.ID - Pegiat media sosial Rinny Budoyo mengungkapkan bahwa duet bakal capres Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin demi kepentingan dua pihak.
Namun bukan pihak Presiden Joko Widodo, karena menurut Rinny Budoyo, Jokowi pasti tidak mengetahui atau bahkan mendukung duet antara Anies Baswedan dengan Cak Imin di Pilpres 2024.
"Munculnya duet Anies-Muhaimin duet Amin sudah pasti tanpa sepengetahuan apalagi dukungan dari Presiden Jokowi, nggak ada petunjuk dari Pak Lurah buat menduetkan Pak Anies dan Gus Imin dan mengkoalisikan NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa," bebernya.
Lebih lanjut, ia menilai munculnya pasangan Anies dan Cak Imin demi kepentingan dua pihak, yaitu untuk Surya Paloh dengan partainya NasDem dan tentu saja PKB.
"Munculnya pasangan Pak Anies dan Gus Imin ini semata-mata demi kepentingan Partai NasDem, partainya bang Surya Paloh dan Partai Kebangkitan Bangsa, partainya Gus Imin sendiri," ucap Rinny dikutip populis.id dari YouTibe 2045 TV, Rabu (6/9).
NasDem dan PKB mempunyai kepentingan untuk menaikkan suara pada pemilihan legislatif (pileg) untuk mendapatkan banyak kursi di parlemen, karena merupakan mata uang dalam politik.
"Mereka sama-sama punya kepentingan buat menaikkan suara di pemilihan legislatif supaya semakin banyak kader partai yang bisa jadi anggota legislatif, baik itu di DPR RI maupun di DPRD," ujarnya.
"Yang juga penting harus dipahami kalau sekarang ini mata uang dalam politik adalah jumlah kursi yang dimiliki di parlemen, sebab jumlah kursi ini yang menunjukkan besar atau kecilnya sebuah partai," tandas Rinny.
Sumber: populis
Artikel Terkait
Jokowi Ogah Perlihatkan Ijazah UGM Miliknya, Eks Menkumham Hamid Awaluddin: Dia Sengaja Memelihara Isu ini!
Pengamat Militer Nilai Mutasi Letjen Kunto Janggal: Posisi Stafus KSAD Sama saja dengan Nonjob
Terungkap! Ada Gerbong Tak Bisa Digeser di Balik Batalnya Mutasi Perwira Tinggi TNI, Apa Tuh?
Terungkap! Font Times New Roman Yang Dipersoalkan Roy Suryo Ternyata Sudah Ada Sejak 1931?