POLHUKAM.ID - Beragam aksi warga yang hendak mempertahankan tanah miliknya menjadi perhatian serius putri sulung Presiden keempat RI, Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid.
Alissa Wahid secara serius menyimak peristiwa yang sedang hangat di Pulau Rempang, Batam dan Pohuwato, Gorontalo. Dia berkesimpulan bahwa semua kasus ini berasal dari persoalan cara memandang rakyat dalam agenda pembangunan.
“Di tempat-tempat berbeda itu, rakyat tidak ujug-ujug marah,” tegasnya lewat akun media sosial X sesaat lalu, Minggu (24/9).
Menurutnya, ketika tanah rakyat diambil, baik dengan intimidasi ringan maupun kasar, maka perlawanan rakyat menjadi hal yang lumrah. Untuk melakukan perlawanan, rakyat tidak butuh orang luar.
“Naiflah yang menganggap rakyat tidak punya nurani, nalar dan kearifannya, sehingga butuh provokasi dari luar untuk berjuang,” ujarnya.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara