Wakil Ketua Komisi III ini mengatakan, hubungan Gerindra dengan PDIP sangat baik, dan tidak pernah ada kekhawatiran jika PDIP mau memasangkan Ganjar dengan Prabowo.
"Kalau bisa diibaratkan, PDIP itu cinta pertamanya Gerindra. Ya nggak? 2009 ketika kami partai baru usia setahun, kami sudah bekerjasama dan hampir menang waktu itu dari tiga kontestan. PDIP dan Gerindra," kata Habiburokhman.
"Di 2012, bahkan cinta pertama itu membuahkan hasil produk, yaitu pasangan Jokowi-Ahok menang di Pilkada DKI 2012, dan terus kita kompak hingga saat ini. Walaupun dalam berbagai kasus kita sering berbeda pilihan," imbuhnya.
Habiburokhman menilai, belum bersatunya PDIP dengan Gerindra pada Pemilu 2024 semata-mata kendala teknis, lantaran Gerindra memiliki capresnya sendiri, pun demikian PDIP dengan mengusung Ganjar Pranowo.
"Jadi sebenarnya hambatan psikologisnya nggak ada hanya soal teknis nih, kalau Pak Prabowo kan enggak mungkin mundur sebagai cawapres. Ini kan juga sudah ketiga kalinya beliau maju dan lain sebagainya, enggak mungkin aja pak Prabowo sebagai cawapres," kata Habiburokhman
"Kita tinggal lihat seberapa mungkin pak Ganjar menjadi cawapres. Itu kami tidak akan desak, bahkan nggak berani menawarkan. Karena takutnya dikira tidak sopan," tutupnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara