Untuk menjadi pemimpin, masyarakat tidak perlu menjadi bagian keluarga dari Presiden. Sebab negara ini merupakan negara yang demokratis.
Pakar tersebut juga mengatakan dalam sistem demokrasi seperti di Indonesia, berbeda dengan sistem komunis.
“Sistem demokrasi negara kapitalis, kompetitif dan amanah. maksudnya ada hukum kamu pakai uang buat pribadi masuk penjara,” ujar Rizal Ramli dalam video pada kanal YouTube Refly Harun.
”Sehingga pemimpin di negara demokrasi itu banyak yang bagus-bagus Walikota sampai presiden. sistem komunis kita enggak suka, tapi seleksi kepemimpinannya sangat-sangat kompetitif,” sambungnya.
Meski begitu, Rizal Ramli berpendapat teori tersebut berbeda dengan kenyataannya. Pancasila dan NKRI tidak berjalan seperti semestinya.
“Kita ngaku Pancasila, ngaku NKRI, kita tidak punya sistem pemilihan pemimpin yang amanah dan kompetitif. makanya Pancasila enggak jalan-jalan, Pancasila NKRI Hanya Jadi dagangan doang,” sindirnya.
“NKRI sampai mati, habis itu jual pasir ke Singapura. tanah kita bolong pulaunya nanti keropos. itu ngakunya NKRI, NKRI Pancasila hanya dijadiin barang dagangan, hanya dijadikan slogan. itu yang harus kita ubah,” lanjutnya.
Rizal pun berharap dan percaya pada anak-anak muda Indonesia dapat mengubah bangsa ini menjadi lebih baik lagi.
Sumber: tvone
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara