"Narasi dan drama terzolimi sudah tidak bisa lagi dipergunakan sebagai tawaran karena masyarakat belajar banyak dari Pemilu ke Pemilu. Narasi itu bagian dari teknik kampanye, sehingga tidak bisa lagi dijadikan sebuah rujukan," ujarnya.
Oleh karenanya, ia mengimbau kepada semua kontestan mengedepankan ide dan gagasan brilian untuk ditawarkan saat kampanye yang dimulai pada 28 November 2023 nanti.
Melihat kondisi terkini, Teddy menganggap pihak-pihak yang masih menggunakan drama politik untuk menggaet suara rakyat telah usang.
"Strategi kampanye usang dipergunakan oleh kelompok yang sudah putus asa. Ini dilakukan bagi mereka yang tidak punya nilai lebih untuk ditawarkan ke masyarakat," tandasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara