Eddy merasa aneh dengan pihak-pihak yang ingin membatalkan IKN. Dia memandang ide tersebut justru mundur karena membiarkan pembangunan tetap terpusat di Jakarta.
"Kajian Bappenas menunjukkan beban Jakarta sebagai pusat ekonomi dan pusat pemerintahan sudah terlalu berat. Harus ada upaya memisahkan pusat bisnis dan pusat pemerintahan. Seperti pemisahan Washington DC dan New York, Sydney dan Canberra, atau Beijing dengan Shanghai sebagai salah satu pusat bisnis di Tiongkok," paparnya.
Lebih lanjut, Pimpinan Komisi VII DPR RI ini mengingatkan, salah satu dampak yang menjadi kebijakan pemindahan ibukota adalah, beban Jakarta yang begitu berat dan degradasi lingkungan hingga polusi udara.
"Polusi udara dan efek rumah kaca menyadarkan kita bahwa beban Jakarta terlalu berat sehingga menimbulkan dampak lingkungan. Belum lagi kepadatan penduduk yang tinggi yang kemudian berpotensi menyebabkan masalah sosial," ucapnya.
Eddy pun memastikan PAN dan Prabowo-Gibran akan melanjutkan kebijakan pembangunan IKN Nusantara dengan terus menerima masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan program ini.
"Ketimpangan Jawa dan luar Jawa serta ketimpangan desa-kota ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Karena itu Prabowo-Gibran berkomitmen melanjutkan kebijakan pemindahan Ibukota Negara sekaligus terus mempercepat pemerataan pembangunan untuk seluruh Indonesia," demikian Eddy Soeparno.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara