SINAR HARAPAN - Dosen Ilmu Politik dan International Studied Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai berkampanye di pondok pesantren di Jawa Timur tidak efektif untuk mendulang suara.
"Efektivitas kampanye di pesantren tentunya tidak seefektif dahulu," kata Ahmad Khoirul Umam dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Khoirul, dahulu pesantren di Jawa Timur yang berbasis nahdiyin (warga Nahdlatul Ulama) memiliki loyalitas yang kuat terhadap para kiai. Hal ini yang membuat para pengikut memiliki pilihan politik yang sama dengan para kiai di setiap pondok pesantren.
Baca Juga: Deklarasi Pejuang PPP Mendukung Prabowo-Gibran, Begini Respons Ganjar Pranowo
Namun, lanjut dia, kuatnya literasi politik yang masuk ke lingkungan pesantren membuat para pengikut memiliki pilihan politik sendiri. Dengan demikian, tingkat loyalitas pengikut kepada para kiai dalam hal pilihan politik makin menurun.
"Sekarang, penghormatan pada kiai sering kali tidak dimaknai sebagai bentuk keharusan memiliki pilihan politik yang sama dengan kiai," katanya.
Meski demikian, kata Khoirul, kampanye di beberapa pesantren Jawa Timur tetap layak dilakukan untuk menjaga basis suara.
Baca Juga: Ledakan Terjadi di Bangkalan, Gegana Polda Jawa Timur Langsung Diterjunkan ke Lokasi
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara