Hal tersebut disampaikan Pengamat Politik dari IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam.
"Saya kira, silaturahmi Prabowo ke NasDem untuk membangun poros politik dalam Pilpres 2024. Silaturahmi ini setidaknya untuk saling memahami visi dan power sharing kekuasaan jika mereka gabung dalam satu poros politik," kata Arif di Jakarta, Rabu (1/6/2022).
Ia mengemukakan, hal yang melandasi pertemuan tersebut bisa jadi karena kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan cukup bersinar hingga membuat Surya Paloh tertarik.
"Kinerja Menhan Prabowo relatif bagus, sehingga boleh jadi menjadi daya tarik NasDem untuk berkoalisi; selain memang elektabilitas Prabowo juga tinggi," katanya.
Arif mengemukakan, cocok atau tidaknya poros koalisi yang dibentuk Partai NasDem dan Partai Gerindra bergantung pada tiga indikator.
"Saya kira cocok atau tidak bergantung visi, probabilitas kemenangan, dan power sharing. Dilihat dari tiga indikator ini, mereka bisa kerja sama membangun poros politik," tukasnya.
Jika Partai NasDem dan Partai Gerindra mengusung Prabowo, maka potensi kemenangan masih terbuka bagi poros koalisi tersebut.
Berbicara prediksi Partai NasDem masuk dalam poros koalisi dengan Partai Gerindra, ia menilai potensi tersebut sama seperti wacana koalisi Partai Gerindra dengan PDIP yang selama ini diperbincangkan.
"Jika Gerindra dan PDI Perjuangan berkoalisi, maka dalam politik tentu masih sangat mungkin meski saat ini disinyalir ada perang dingin antara NasDem dan PDI Perjuangan. Mereka tentu akan melakukan power sharing," jelasnya.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Jejak Misterius Relawan Asal Solo, Diduga Otak Pembuatan Ijazah di Pasar Pramuka, Menghilang sejak Kasus Bambang Tri
Partai Ummat Bergolak, Kader Gugat AD/ART
4 Pulau Sengketa Aceh dan Sumut Kembali Disorot, Pakar Hukum Dukung Evaluasi Ulang
Keputusan Mendagri Soal Empat Pulau Aceh Jahat dan Harus Dicabut