JAKARTA, polhukam.id - Sebuah teriakan keras menggema di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (1/2/2024).
Suara-suara itu bukanlah sekadar isak tangis kecil, melainkan bentuk protes tegas dari sekitar 145 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lebih dari 130 orang yang telah menandatangani petisi menentang pencalonan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024.
Dalam gelombang Aksi Kamisan ke-804 yang digelar, koalisi masyarakat sipil menyuarakan keprihatinan mendalam mereka terhadap arah politik yang menurut mereka telah meminggirkan semangat demokrasi dan kesejahteraan rakyat.
Petisi yang diumumkan pada sore hari itu menjadi sorotan penting dalam dinamika politik Indonesia yang semakin memanas.
Koalisi Masyarakat Sipil menegaskan bahwa Republik Indonesia tidak dibangun untuk kepentingan segelintir elit politik atau kelompok kepentingan.
Mereka menyoroti bahwa kekuasaan, menurut semangat konstitusi, seharusnya tidak berada dalam genggaman terbatas, namun menjadi hak seluruh rakyat Indonesia.
"Dalam sejarah dan kenyataan masa kini, kita melihat dengan jelas bahwa pemusatan kekuasaan pada sekelompok kecil telah mengorbankan hak-hak rakyat Indonesia," ujar koalisi dalam pernyataannya yang dikutip pada Jumat (2/2/2024).
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara