"Retret yang diinisiasi Prabowo mengisyaratkan nostalgia pada era Orde Baru," ujar Rizky.
Dia mengatakan retret mengabaikan realitas politik bahwa kepala daerah punya basis kekuatan dan jaringan patronasenya sendiri.
Para kepala daerah, lanjut dia, bukan menteri yang bisa dikendalikan dari Jakarta untuk memaksa mereka hadir retret.
"Dengan memaksa mereka hadir dalam forum tertutup, Prabowo mungkin ingin menguji sejauh mana kepala daerah bisa dikooptasi atau di-breakdown independensinya," katanya.
Diketahui, pemerintah pusat mengagendakan retret bagi kepala daerah pada 21-28 Februari 2025 di Magelang, Jawa Tengah.
Prabowo bakal menghadiri retret pada 27-28 Februari 2025 dengan agenda penutupan dan ikut acara malam keakraban.
"27-28 nanti kemungkinan Presiden akan hadir, hadir di acara parade senja, malamnya akan ada malam acara akrab, beliau akan hadir," kata Mendagri Tito Karnavian di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (22/2).
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara