Pendidikannya SD Negeri Petang II Jakarta, SMP Negeri 26 Jakarta dan SMA Katholik Jakarta, gelar sarjana ilmu politik diperolehnya dari FISIP UI tahun1983, dan Ph.D. di bidang Sejarah Politik dari School of Modern Asian Studies, Griffith University Brisbane, Australia, tahun 1992.
Menjadi Pegawai Negeri Sipil 1 Maret 1984, sekarang Golongan kepangkatannya IV/d Pembina Utama Madya (Peneliti Utama).
Masa Lalu
Berdasarkan pengalamannya, di masa kecil, Ikrar mengalami hidup yang sulit. Ia bahkan harus ikut pamannya.
Ikrar mengakui bahwa ayahnya yang alumnus Ponpes Tebuireng Jombang adalah seorang guru yang bergabung dengan underbouw PKI, yaitu Pemuda Rakyat.
Ibunya pun pernah menjadi anggota DPR-GR mewakili Gerwani.
Namun Ikrar enggan menyebutkan nama kedua orangtuanya. Ikut paman yang menjadi perwira TNI AU, membuat Ikrar menjalani kehidupan berpindah-pindah dari tangsi ke tangsi.
Tinggal bersama di lingkungan TNI AU membuat Ikrar semula bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur.
Ikrar menyelesaikan SMA di Denpasar. Selepas SMA dia kembali ke Jakarta untuk menemani ibunya.
Di tengah ketidakpastian itu dia mengambil kursus Bon A dan Bon B sambil rutin menemani ibu untuk semingu sekali lapor ke Markas Polisi Militer Kodam V Jaya di Guntur, Jakarta Selatan.
Minatnya di bidang kajian politik domestik, militer, dan strategis, serta hubungan internasional telah membawanya menjadi peserta aktif dan/atau presenter dalam seminar serta workshop yang diadakan di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik.
Berkat kerja kerasnya, selain menjadi mahasiswa teladan Universitas Indonesia, dia juga menjadi asisten dua staf pengajar terkemuka di Fisip UI.
Biodata
- Nama Lengkap : Prof. Ikrar Nusa Bakti Ph.D
- Tanggal Lahir : 1957-10-27
- Zodiak : Scorpion
- Warga Negara : Indonesia
- Istri :Diniati
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara