Kegembiraan mereka untuk bisa kembali mendukung putra putri terbaik Indonesia berlaga di ajang BWF World Tour itu tercoreng oleh penyelenggaraan yang dianggap buruk tahun ini.
Jakarta kembali menjadi tuan rumah turnamen super series BWF yang diawali dengan Indonesia Masters yang sudah berlangsung pada 8-12 Juni, dilanjutkan dengan Indonesia Open pada 14-19 Juni yang sama-sama digelar di Istora Gelora Bung Karno.
Namun dua gelaran tersebut justru mendapat banyak keluhan dari sejumlah penggemar dan penonton setia, mulai dari atmosfer yang kurang semarak, pembatasan di area Istora, hingga harga makanan dan minuman yang mahal.
Tanti, salah seorang penonton, mengatakan penyelenggaraan Indonesia Masters dan Indonesia Open tahun sebelumnya jauh lebih baik dibandingkan tahun ini.
“Masa kalau enggak punya tiket enggak bolah masuk ke area. Kalau masuk ke dalam stadion, oke lah tidak masalah,” kata Tanti, salah seorang pengunjung di Istora GBK, Jakarta.
“Ini juga kurang bersahabat untuk pengunjung keluarga, jajanan kurang variatif. Air mineral juga mahal. Di luar dicek tidak boleh bawa air mineral, lalu mau masuk ke dalam juga dicek lagi karena enggak boleh bawa air mineral. Jadi kalau menurut saya, lebih bagus yang digelar sebelum pandemi,” kata dia menambahkan.
Artikel Terkait
Shin Tae-yong Dianggap Kunci Timnas, Netizen Serukan Erick Thohir Perpanjang Kontraknya
Gaji Fantastis Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Berapa Kompensasi yang Didapat Usai Dipecat?
Patrick Kluivert Dipecat, Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia?
Menpora vs Ketum PSSI: Siapa yang Sebenarnya Bertanggung Jawab?