Pengamat ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B Hirawan menyebut, kebijakan tersebut masih di dalam jalur yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional.
"Menurut saya, selama yang di bawah 3,000 VA tidak mengalami perubahan, kebijakan ini masih on track dengan kebijakan pemulihan ekonom. Saya masih ingat betul janji pemerintah yang ingin tetap mempertahankan inflasi di kisaran 3 /-1 persen dengan angka maksimal 4 persen," ujar Fajar saat dikonfirmasi Polhukam.id, Senin (13/6/2022).
Fajar mengaku tidak terlalu khawatir dengan penyesuaian TDL bagi pelanggan di atas 3.500 VA. Pasalnya, penggunanya pada umumnya berasal dari golongan masyarakat yang tergolong mampu atau menengah ke atas.
"Setidaknya hal ini bisa mengurangi beban PLN dan sejatinya perlu dialokasikan untuk menopang masyarakat golongan menengah ke bawah. Semacam subsidi silang," ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Ekonom Institute for Development on Economic and Finance (Indef) Riza Anisa Pujarama mengatakan, dengan dinaikkannya TDL pada sektor rumah tangga dan pemerintah ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat.
"Yang dinaikkan adalah tarif listrik nonsubsidi sehingga dampaknya terhadap konsumsi mungkin tidak akan besar," ujar Riza.
Menurutnya, penyesuaian TDL sudah seharusnya dilakukan di tengah melonjaknya harga energi global. "Mau tidak mau memang harga domestik mesti menyesuaikan. Terutama untuk nonsubsidi," ujarnya.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid