Yang Punya Applikasi Pembayaran Digital Harus Tahu! Ini Kata Kaspersky Soal Maraknya Phishing

- Selasa, 14 Juni 2022 | 17:10 WIB
Yang Punya Applikasi Pembayaran Digital Harus Tahu! Ini Kata Kaspersky Soal Maraknya Phishing

Dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (14/06) Kaspersky mengatakan persentasenya berasal dari data yang dianonimkan berdasarkan pemicu komponen deterministik dalam sistem Anti-Phishing Kaspersky di komputer pengguna. Komponen mendeteksi semua halaman dengan konten phishing yang coba dibuka oleh pengguna dengan mengikuti link dalam pesan email atau di web, selama link ke halaman ini ada di database Kaspersky.

Baca Juga: Kerja Jarak Jauh Jadi Tren, Berikut Tips Tingkatkan Produktivitas Menurut Kaspersky

Berdasarkan statistik Kaspersky, tahun ini sektor perbankan dan sistem pembayaran di Indonesia paling banyak menghadapi upaya phishing selama bulan Februari, yaitu masing-masing sebesar 4,38% dan 34,85%.

Hal ini juga dapat dikaitkan dengan peningkatan nilai transaksi pembayaran digital hingga 41,35% pada Februari 2022 menurut Bank Indonesia. Di sisi lain, toko online pun tidak luput dari upaya phising dengan jumlah paling banyak terjadi sebesar 15,66% di bulan April tahun ini untuk Indonesia.

"Selain peningkatan adopsi dalam transaksi digital di Asia Tenggara, kami juga melihat munculnya 'Super Apps' di kawasan ini. Menempatkan data dan uang digital kita dalam satu tempat dapat memicu efek bola salju setelahnya dengan dampak serangan phishing yang membengkak pada tingkat yang tidak terduga," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

Ia juga mengatakan bahwa Super Apps adalah cara bank tradisional dan penyedia layanan untuk dapat menonjol di tengah industri yang ramai. Saat mereka mencoba bekerja dengan pihak ketiga dan menggabungkan layanan mereka ke dalam satu aplikasi seluler, permukaan serangan meluas, membuka lebih banyak pintu eksploitasi berbahaya.

"Phishing tetap menjadi trik paling efektif di lengan para penjahat dunia maya. Ini adalah cara yang terkenal untuk menembus jaringan pengguna atau bahkan perusahaan dengan mengeksploitasi emosi pengguna," ujarnya.

Halaman:

Komentar