Ketua Mahkamah Partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ade Irfan Pulungan, mengatakan pihaknya dan sejumlah majelis tak akan mendukung Muhammad Mardiono maju kembali menjadi calon ketua umum di Muktamar X. Sikap tersebut diambil sebagai bentuk kekecewaan terhadap hasil kepemimpinan Mardiono selama ini.
"Ya, ini menurut saya adalah sebuah akumulasi dari semua kejadian yang ada di kepemimpinan Pak Mardiono. Pertama, PPP sudah banyak diketahui dan itu faktanya tidak ada di parlemen, itu puncaknya kan di situ," kata Ade saat dihubungi, Minggu (14/9/2025).
Sebelum itu, Ade berkata ada kekeliruan Mardiono dalam memimpin PPP seperti penetapan caleg yang tidak melalui Lajnah Penetapan Caleg (LPC) yang merupakan perintah AD/ART. Ia mengatakan seluruh penetapan caleg diputuskan secara sepihak oleh Mardiono.
"Kedua, banyak kebijakan-kebijakan lain yang itu tidak mengedepankan prinsip kolektif kolegial," ujar Ade.
Ade menegaskan, PPP bukanlah partai milik perorangan. Untuk itu, ia menegaskan Mardiono tidak menganggap partai berlambang Kakbah ini milik pribadi.
"Jadi Plt Ketua Umum atau Ketua Umum itu harus mau dikoreksi jika ada kekeliruan yang terjadi dalam semua kebijakannya," ujar Ade.
Kendati demikian, Ade menyatakan pihaknya lagi tidak mendukung Mardiono menjadi caketum PPP. Apalagi, kata dia, Mardiono tak mengindahkan keputusan Mahkamah PPP.
"Ya (tak lagi mendukung Mardiono), salah satunya dia abaikan adalah keputusan mahkamah partai yang tidak dijalankan. Ada beberapa keputusan mahkamah partai yang tidak dijalankan," ujar Ade.
"Kalau sudah begini kan artinya dia sudah melanggar aturan mekanisme yang ada, aturan hukum, karena keputusan mahkamah partai itu final dan mengikat sesuai dengan UU Parpol," imbuhnya.
Dengan akumulasi persoalan itu, Ade berkata pihaknya beserta pimpinan majelis menilai Mardiono tak layak maju mencalonkan diri sebagai pimpinan PPP dalam Muktamar X mendatang.
"Nah, akumulasi-akumulasi inilah sudah menjadi perdebatan di kalangan infrastruktur partai, mulai dari DPC bahkan sampai tingkat ranting, DPC, DPB, DPP, dan di pimpinan majelis itu, ya melihat kepemimpinan Mardiono ini sudah tidak layak lagi untuk melanjutkan di muktamar besok," ujar Ade.
Sumber: okezone
Foto: Muhammad Mardiono/Net
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid