Indonesia Dorong Peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan instrumen keuangan berkelanjutan

- Kamis, 16 Juni 2022 | 23:30 WIB
Indonesia Dorong Peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan instrumen keuangan berkelanjutan

Pertemuan Sustainable Finance Working Group ketiga (3rd SFWG) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia melalui kolaborasi Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia telah diselenggarakan di Bali pada 14 – 15 Juni 2022. Pertemuan SFWG ketiga ini dipimpin oleh co-chairs SFWG yakni Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok dan dimoderatori oleh United Nations Development Programme (UNDP) selaku Sekretariat SFWG.

Sebagai kelanjutan dari seri pertemuan SFWG sebelumnya, dalam pertemuan ini para anggota bertemu kembali untuk membahas secara intensif perkembangan terkini dan studi kasus, di antaranya; (i) diskusi pararel tentang model dukungan kebijakan pembiayaan dan investasi untuk mendukung transisi; (ii) mendorong komitmen lembaga keuangan dengan mengembangkan kerangka kerja yang mendukung transisi keuangan dan meningkatkan kredibilitas komitmen lembaga keuangan. Pengembangan kerangka transisi dimaksudkan untuk membantu memungkinkan pasar keuangan mendukung proses transisi ekonomi global berkelanjutan.

Kemudian (iii) perluasan instrumen keuangan berkelanjutan, dengan fokus pada peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan biaya. Dalam hal ini termasuk meningkatkan potensi akses pasar global ke dalam sektor keuangan berkelanjutan, pemetaan berbagai potensi resiko, serta mendorong peran lembaga keuangan multilateral (MDBs) dalam penyediaan fasilitas pembiayaan, dan meningkatkan peran sektor perbankan domestik dalam menciptakan pasar keuangan berkelanjutan nasional; (iv) memantau perkembangan terkini Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan G20. Baca Juga: Kemenkeu: G20 dalam Proses Kembangkan Kesepakatan Penerapan Keuangan Berkelanjutan

"Kehadiran kita semua di sini hari ini menegaskan komitmen G20 untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan iklim, termasuk mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon yang tertib, adil, dan terjangkau," ujar Direktur Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai – Kementerian Keuangan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Dia membeberkan, untuk mendorong dan mendukung mekanisme transisi hijau, Presidensi Indonesia telah memprioritaskan mekanisme transisi energi menuju energi yang lebih bersih dan terjangkau. Termasuk pembahasan kebijakan yang intensif dalam meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan dalam penyusunan kebijakan Mekanisme Transisi Energi / Energy Transition Mechanism (ETM).

Dalam mendorong peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan instrumen keuangan berkelanjutan, para anggota menyoroti pentingnya peningkatan penggunaan teknologi digital untuk mengurangi beban biaya operasional dalam praktik keuangan berkelanjutan, khususnya bagi sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), serta mendorong pemerintah untuk membantu perusahaan dalam mengadaptasi Sustainable Supply Chain Finance(SSCF).

Halaman:

Komentar

Terpopuler