IMF telah memproyeksikan ekonomi dunia tumbuh 3,6 persen, angka ini jauh lebih rendah sekitar 0,8 percentage point (pp) jika dibandingkan proyeksi sebelumnya yang di atas 4 persen. Kemudian, untuk tahun 2023 juga direvisi ke bawah 0,2 pp menjadi hanya 3,6 persen.
Bank dunia atau World Bank memproyeksikan tahun 2022 ini proyeksi ekonomi global hanya di 2,9 persen atau dalam hal ini turun 1,2 pp. Sementara, tahun 2023 juga direvisi ke bawah dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 3 persen atau turun 0,2 pp.
Dari Bloomberg, kesepakatan di sana juga menunjukkan tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia di angka 3,2 persen atau revisi ke bawah 0,1 pp; tahun 2023 di angka 3,2 persen atau revisi ke bawah sekitar 0,1 pp.
"Jadi, situasi kondisi pandemi yang terkendali dengan vaksinasi yang meluas dan kegiatan manufaktur, serta pemulihan ekonomi di banyak negara yang juga menimbulkan aktivitas ekonomi membaik, mengalami downside risks yang cukup signifikan. Inilah yang perlu kita terus monitor dan waspadai dan tentu kita respons," kata Menkeu Sri Mulyani dalam paparannya.
Menurutnya, dengan adanya pemulihan dan penanganan pandemi yang membaik, dapat dilihat bahwa kondisi perekonomian juga mulai aktif. Namun, terlihat adanya risiko baru. Risiko baru yang muncul di dalam perekonomian dunia tentu akan mengancam outlook atau proses pemulihan ekonomi Indonesia.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid