Sejumlah saham masih dalam posisi koreksi dalam. Tidak pada harga wajarnya.
"Ini momentum, beli saat pasar panik, jual pada saat pasar optimis," kata Investor Pasar Modal Yohan Hapdijaya, Selasa (17/5/2022).
Yohan mengatakan saat ini saham di sektor komoditas menjadi yang paling menarik untuk dikoleksi.
"Dari semua komoditas yang paling sexy batubara. Hari ini saham komoditas masih rally karena memang commodity supercycles," kata Yohan
Commodity supercycle, tambahnya, bukan hanya terjadi selama 1-2 bulan. Secara historis, siklus ini bisa berlangsung hingga satu dekade.
Data menunjukkan, tren kenaikan harga batubara terjaga. Diantaranya, kata dia, disebabkan oleh perang antara Rusia dan Ukraina masih belum selesai, yang berbuntut adanya sanksi dan embargo
Kedua, stok batu bara India kini pada level kritis. Pemerintah India berupaya memenuhi kebutuhan batu bara pembangkit listrik, saat ini terjadi lonjakan kebutuhan listrik di tengah gelombang panas di sana.
Ketiga, China memangkas tarif impor untuk semua jenis batu bara menjadi nol pada 1 Mei 2022 hingga 31 Maret 2023. Hal itu dilakukan untuk memastikan keamanan energi di tengah lonjakan harga dan adanya kekhawatiran gangguan pasokan.
"Beli saham yang saat ini sedang tren. Tren saat ini komoditas, bukan teknologi. Back to old money," kata dia.
Hal tersebut pun tercermin dari valuasi Raksasa perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco menggeser Apple, menjadi perusahaan yang memiliki nilai valuasi tertinggi.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid