Apa itu Harga Pokok Penjualan atau HPP?
HPP merupakan salah satu istilah yang banyak digunakan dalam bisnis, HPP merupakan kependekan dari Harga Pokok Penjualan atau dalam bahasa Inggris dikenal degan istilah COGS atau Cost of Goods Sold. Dalam ilmu akutansi dan keuangan, harga pokok penjualan terdapat dalam laporan laba rugi.
Sementara itu, HPP merupakan biaya bahan baku yang telah dikeluarkan untuk proses pembuatan suatu produk, ditambah dengan biaya tenaga kerja selama proses pembuatan, dan biaya yang dibayarkan hingga produk tersebut berada di gudang penyimpanan.
Sederhananya , harga pokok penjualan adalah sekumpulan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang sampai siap untuk dijual. HPP aktual dihitung berdasarkan nilai stok awal di gudang ditambah nilai pembelian untuk periode tersebut dikurangi stok akhir di gudang untuk periode tersebut.
Dengan kata lain, penghitungan rumus HPP dapat dilakukan jika data persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir tersedia.
Apa saja komponen penentu HPP?
Secara umum, berikut ini adalah tiga komponen yang menentukan PPH.
#Persediaan awal
Persediaan produk pada awal periode akuntansi. Jika Anda baru memulai bisnis, nilai inventaris awal adalah nol.
#Pembelian
Nilai dalam rupiah dari pembelian barang yang akan diolah atau dijual.
#Persediaan akhir
Total persediaan produk pada akhir periode akuntansi. Persediaan akhir akan menjadi persediaan awal pada periode berikutnya. Misalnya, jika persediaan akhir pada tahun 2021 adalah 111, persediaan awal pada tahun 2022 adalah 111.
Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rumus HPP yang bisa Anda gunakan adalah sebagai berikut.
HPP = Persediaan Awal Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
Saat menghitung HPP, akan jauh lebih mudah jika harga per unit produk jadi atau bahan baku yang dibeli untuk setiap jenis adalah sama dari waktu ke waktu. Namun, sebenarnya tidak selalu semudah itu.
Misalnya, di industri elektronik, harga kulkas yang dibeli pada 1 Desember 2021 adalah Rp 4.000.000.
Namun, harga kulkas seperti itu pada 15 Desember 2021 bisa naik menjadi Rs 4.300.000. Hal yang sama dapat berlaku untuk pembelian bahan baku untuk produk. Harga beli yang berbeda akan mempengaruhi nilai HPP serta nilai persediaan dari waktu ke waktu.
Contoh cara menghitung harga pokok penjualan
Untuk memahami cara menggunakan rumus HPP yang dijelaskan di atas, perhatikan contoh cara menghitung harga pokok penjualan (HPP) berikut ini.
Misalnya, pada tanggal 1 Desember 2021, persediaan awal perusahaan Perusahaan A adalah $15,000. Sementara itu, ada pembelian Rs 43.000.000 dengan biaya pembelian Rs 1.000.000.
Selanjutnya terdapat retur pembelian sebesar Rp 2.000.000 dan potongan pembelian sebesar Rp 1.500.000. Diketahui juga bahwa persediaan barang dagangan akhir adalah $20.000. Berdasarkan data tersebut, berapa nilai COGS perusahaan untuk periode yang ditunjukkan?
Untuk mendapatkan nilai HPP, kamu harus mengetahui nilai pembelian bersih perusahaan terlebih dahulu
Cara menghitung nilai pembelian bersih
Informasi berikut dapat diperoleh dari data keuangan di atas:
Persediaan barang dagangan awal $ 15.000 Beli Rp 43.000.000 Pembelian barang Rp 1.000.000 Penebusan Pembelian Rp 2.000.000 Diskon pembelian Rp 1.500.000
Pembelian bersih = Pembelian Pembelian Barang - (Pengembalian pembelian diskon pembelian)
Pembelian bersih = Rp43.000.000 Rp1.000.000 - (Rp2.000.000 Rp1.500.000) = Rp 40.500.000
Cara menghitung harga pokok penjualan (HPP)
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid