Manajemen Telkom sendiri menuturkan, tujuan Telkomsel berinvestasi di GoTo, semata demi melakukan sinergi bisnis yang memiliki nilai tambah. Dari hasil investasi di GoTo, pada 2021 Telkomsel telah menikmati nilai sinergi di atas Rp 450 miliar, lalu Rp 150 miliar pada kuartal I-2022.
Keuntungan tersebut bisa dilihat dari peningkatan jumlah pengguna Gojek yang menggunakan Telkomsel secara year-on-year. Termasuk peningkatan penetrasi jumlah penggunaan paket swadaya Telkomsel oleh pengemudi Gojek.
Lalu, pengemudi Gojek sebagai pengecer (reseller) juga tumbuh secara tahunan, seiring dengan pertumbuhan transaksi pembelian paket di GoPulsa dan paket data di aplikasi MyTelkomsel menggunakan GoPay. Sementara, merchant GoFood juga bisa menggunakan paket data Telkomsel. Jika Telkomsel bersinergi dengan GoTo maka ada potensi revenue dari pembelian paket data oleh mitra Gojek, yang jumlahnya bisa mencapai Rp125 miliar/bulan atau Rp1,5 triliun/tahun.
Di luar itu, manfaat lain dari sinergi Telkomsel dan GoTo adalah terbentuknya ekosistem digital nasional.
Tak Perlu Pansus
Intan Fauzi, Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Anggota Panitia Kerja (Panja) Investasi Telkomsel ke GoTo menegaskan, tujuan telkomsel berinvestasi ke GoTo juga tak terlepas dari kepemilikan lokal di Gojek dan Tokopedia. BUMN Indonesia di bidang telekomunikasi, kata dia, sudah selayaknya harus terjun ke dunia digital dengan serius.
“Artinya dari sisi itu kita membantu pertumbuhan para staff local dan sebagainya. Kemudian ini terkait tujuan jangka panjang. Jangan sampai nanti justru kita tertinggal dengan potensi digital yang di depan mata, lalu akhirnya malah dibanjiri dengan perusahaan-perusahaan asing,” bebernya.
Iya yakin, aksi korporasi ini pun sudah melalui due diligence oleh kantor akuntan publik maupun oleh kantor hukum. Jadi, investasi ini menurutnya sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Anggota Komisi VI DPR RI lainnya, Rudi Hartono Bangun menuturkan, kerugian yang sempat timbul akibat turunnya harga GoTo beberapa waktu lalu, tak seharusnya menjadi sebab investasi ini dipermasalahkan. Pasalnya, dengan investasi jangka panjang prospek perusahaan digital seperti GoTo sangat baik.
“Ketika ekonomi terserang pandemi, surut ya mungkin ada lah penurunan. Tapi ketika ekonomi membaik biasanya daya beli baik, termasuk bisnis digital seperti Gojek dn Tokopedia,” ucapnya.
Kedua Anggota Panja ini pun memastikan, Panja yang digelar sudah bekerja dengan baik. Jadi menurutnya, tak perlu lagi dilanjutkan dengan Panitia Khusus (Pansus) terkait hal ini.
“Kalau seandainya ada statement yang menyatakan bahwa Panja ini masuk angin, enggak bener ya, Karena saat ini saya masih kerja meminta masukan, saran dan rekomendasi. Pansus itu capek, energi terbuang, kecuali ada hal-hal penting lainnya,” kata Rudi.
“Kami masih terus berjalan dan bisa dilihat dari berbagai. Kami kan sudah memanggil Telkom, Telkomsel kemudian, para pakar itu sudah dua kali,” kata Intan.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid