"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kapasitas pemahaman sekaligus untuk memperoleh masukan, strategi dan solusi dalam mengimplementasikan alokasi risiko proyek infrastruktur, khususnya untuk menghasilkan suatu acuan atau pedoman yang berfungsi sebagai tolok ukur dalam memastikan bahwa risiko proyek telah dialokasikan dan dimitigasi oleh para pihak terkait sehingga berbagai risiko dari pelaksanaan proyek dapat dikelola dengan baik sepanjang periode proyek, serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," tutup Sutopo.
Selain itu, kegiatan ini juga membahas mengenai Promoting Resilient Infrastructure and PPP bersama para panelis, yaitu Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian PUPR, Staf Khusus Menteri untuk Urusan Ekonomi dan Investasi Transportasi, Kementerian Perhubungan, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan, Bappenas, Teknik Transportasi, Universitas New South Wales International Expert serta dimoderatori oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR.
Sebagai informasi, penyelenggaraan Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) ke-23 Edisi G-20 ini merupakan serangkaian kegiatan lokakarya edukasi secara interaktif kepada pemangku kepentingan juga sebagai bentuk komitmen PT PII selaku representasi Task Force (TF) 8 T20 (official engagement group G20) melalui IIGF Institute bersama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), serta Unit Penelitian dan Pelatihan Ekonomi & Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada dalam memberikan pengetahuan, awareness, dan rekomendasi kebijakan kepada stakeholders dalam rangka mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi PT PII yang bekerja sama dengan P2EB FEB UGM, ERIA, serta anggota jaringan perguruan tinggi–University Network for Indonesia Infrastructure Development (UNIID). Adapun nantinya ouput kegiatan ini dapat diformulasikan dalam bentuk Policy Brief untuk disampaikan kepada para stakeholders dan tidak menutup kemungkinan dapat dimasukkan ke dalam TF8 Notes pada Pre-Summit TF 8–T20 mendatang.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid