Autopsi Yosua dilakukan di RSUD Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi.
Kegiatan otopsi ternyata tidak disaksikan langsung oleh satupun perwakilan keluarga Yosua.
Pengacara keluarga, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan, kegiatan autopsi hanya bisa disaksikan oleh para ahli.
Pihak keluarga Yosua sendiri diwakili oleh dokter keluarga dan seorang pengamat kesehatan.
"Yang bisa menyaksikan otopsi hanya yang ahli di bidangnya. Jadi, kami dari tim pengacara juga tidak bisa masuk," kata Kamaruddin, Rabu kemarin.
Baca Juga: Temuan Baru Kasus Kematian Yosua dari Rekaman CCTV: Baku Tembak Diduga Tidak Terjadi Pukul 17.00, Tapi di Malam Hari
Menurut Kamaruddin, pihak keluarga sempat mengajukan permintaan agar proses otopsi dapat dipantau lewat CCTV.
Namun, permintaan itu ditolak oleh Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, Ade Firmansyah Sugiharto, yang menjadi pemimpin tim forensik untuk penanganan kasus ini.
Menurut tim dokter forensik, pemantauan autopsi lewat CCTV sama saja melanggar etika kedokteran.
Baca Juga: Berangkat dari Magelang Pukul 10.00, Masuk Akal Gak Nyonya Ferdy Sambo dan Rombongan Ajudan Nyampe Jakarta Pukul 15.00?
Pasalnya, kegiatan autopsi tidak boleh diumbar dan jadi tontonan.
Meski tidak bisa dilihat langsung perwakilan keluarga, Ade memastikan otopsi dilakukan secara transparan.
"Kami bekerja secara independen," ucap Ade.
Proses pemeriksaan hasil otopsi terhadap jenazah Yosua akan berlangsung dalam 4-8 pekan ke depan.
Jadi, hasilnya baru akan diketahui paling cepat akhir Agustus atau di bulan September.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos