Kementan Ajak Penyuluh dan Petani Perkuat Sinergi Mengatasi El Nino

- Minggu, 14 Mei 2023 | 16:00 WIB
Kementan Ajak Penyuluh dan Petani Perkuat Sinergi Mengatasi El Nino

POLHUKAM.ID, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta kepada seluruh jajarannya untuk melakukan berbagai antisipasi menghadapi El Nino 2023.

Puncak El Nino diperkirakan terjadi pada Agustus 2023.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani membuat Indonesia menjadi negara paling kuat dalam menghadapi ancaman El Nino maupun krisis global dunia.

Mentan Syahrul juga meminta kepada jajarannya yang berada di lapangan untuk membantu para petani yang kesulitan dan meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia untuk menghadapi El Nino.

"Semua pihak harus bergerak melakukan kolaborasi, adaptasi dan antisipasi terhadap berbagai tantangan yang ada. Termasuk dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang," tegas Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan El Nino adalah salah satu fenomena sebagai dampak dari climate change, selain itu ada juga La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang luar biasa.

"El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya. Yang disebut dari biasanya itu rata-rata curah hujan selama 25 tahun, kalo El Nino itu lebih kering dibandingkan dengan rata-rata selama 25 tahun itu," kata Dedi pada acara Bincang Seputar Pertanian (Bistan) Volume 21 Special Talkshow, Sabtu (13/5).

"Karena namanya kering pasti tergantung dari air dan salah satu kebutuhan air berasal dari curah hujan. Curah hujan yang biasanya relatif basah sekarang kering dan kering menunjukkan bahwa udara yang ada di sekitar kita kadar uap airnya relatif rendah sehinggga tidak ada peluang uap air melakukan kondensasi, maka terjadinya hujan," sambungnya.

Dedi juga menjelaskan bahwa El Nino adalah fenomena alam akibat climate change yang eratnya kaitannya dengan peningkatan konsentrasi kenaikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Hal inilah yang menyebabkan suhu dipermukaan bumi hangat bahkan semakin panas.

Para ahli klimatologi melihat ada Samudra Pasifik yang sangat luas melebihi sepertiga dari permukaan bumi. Karena saking luasnya Samudra Pasifik itu, maka indikator akan terjadi El Nino, La Nina atau normal tergantung dari informasi Samudra Pasifik itu.

“Karena di Samudra Pasifik suhu atmosfirnya cenderung hangat, jadi angin yang melewati Indonesia cenderung relatif sedikit, makanya terjadi kekeringan. Fenomena inilah yang dilihat para ahli sehingga menduga atau memprediksi di Indonesia akan terjadi kekeringan," jelas Dedi.

Ssat ini El Nino yang terjadi ke arah positif. Pertanian terkait dengan makhluk hidup dan terkait juga dengan hayati.

Yang artinya kebutuhan makhluk hidup yang pertama perlu oksigen, kedua air karena hampir 90 persen makhluk hidup memerlukan air, ketiga nutrisi, keempat tempat tinggal dan seterusnya.

Pertanian itu perlu air dan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Saat terjadi El Nino akan menjadi masalah yang sangat besar, begitu air terganggu maka produktivitas terganggu artinya produksi menurun secara drastis. Ini harus diantisipasi oleh kita semua dan petani harus paham El Nino itu apa dan dampaknya bagaimana dan apa yang harus dilakukan.

Halaman:

Komentar

Terpopuler