"Kami sedang memikirkan tindakan yang akan dilakukan bagi jajaran yang turut menjadi bagian LGBT. Tapi tentunya sanksi pasti ada," ujarnya.
Syamsuar dengan tegas menyuarakan untuk sama-sama menurunkan kasus HIV/AIDS di Provinsi Riau. Termasuk memerangi kelompok LGBT.
Sebab, ia menilai melawan kelompok LGBT dan menurunkan kasus HIV/AIDS tak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja. Maka semua pihak harus ikut terlibat dan memasifkan sosialisasi soal bahaya LBGT bagi generasi penerus bangsa.
"HIV/AIDS ada penyebabnya, tapi belum ada obat penyembuhannya. Untuk itu mari bersama-sama memasifkan sosialisasi bahaya LGBT, karena dapat merusak generasi penerus bangsa. Kita juga harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Itulah benteng kita," kata Syamsuar.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin mengungkapkan jumlah warga Riau yang terinfeksi HIV AIDS mencapai 3.809 kasus.
Berdasarkan data kabupaten/kota, jumlah kasus AIDS hingga Maret paling tinggi tercatat di Kota Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki tantangan yang signifikan dalam mengatasi masalah HIV AIDS di wilayah tersebut.
"Kota Pekanbaru jumlahnya 2.471 kasus," kata Zainal.�
Selain Kota Pekanbaru lanjutnya, Kabupaten Indragiri Hilir jumlah kasus AIDS juga tinggi yakni, 270 kasus. Kemudian disusul Kota Dumai 240 kasus.
"Sedangkan daerah yang jumlah kasus AIDS-nya sedikit yakni Kabupaten Indragiri Hulu, jumlahnya hanya 22 kasus," ujar Zainal.
Sementara untuk penderita AIDS untuk populasi umum berdasarkan pekerjaan masih didominasi karyawan, jumlahnya mencapai 1.238 orang.
( Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)
Sumber: pekanbaru.tribunnews.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid