Namun para pengilang minyak sawit India mengatakan mereka harus melindungi jalur pasokan mereka dalam upaya menghadapi kemungkinan perubahan kebijakan sejak Indonesia melakukan intervensi pasar di tahun 2021.
"Kami tidak bisa hanya mengandalkan pada Indonesia kalau kami mau berbisnis."
"Bahkan kalau pun Indonesia menawarkan diskon dibandingkan Malaysia, kami tetap harus mengamankan pasokan dari Malaysia, untuk berjaga-jaga dengan kebijakan yang tidak bisa diduga oleh Indonesia," kata seorang pengilang sawit di Mumbai.
"Pengilang minyak harus memastikan bahwa minyak yang siap dijual tersedia, dan kami tidak bisa berhenti produksi hanya karena bahan mentah tidak tersedia," katanya.
Masalah yang dihadapi Malaysia saat ini untuk meningkatkan produksi sawit guna mengisi kekosongan karena larangan ekspor Indonesia adalah keterbatasan tenaga kerja untuk membantu panenan di ladang sawit.
"Malaysia memiliki pasokan terbatas. Kebanyakan pemilik lahan sawit di Malaysia sudah menjual produk mereka ke negara-negara tetangga," kata seorang pengusaha sawit Malaysia yang memiliki perkebunan baik di Indonesia maupun di Malaysia.
Malaysia sekarang ini menghasilkan sekitar 40 persen dari produksi yang dilakukan indonesia, sehingga negara tersebut tidak sepenuhnya bisa menutupi kekurangan pasok minyak sawit mentah dunia.
Walau begitu, para konsumen di India tetap berusaha meningkatkan pasokan dari Malaysia untuk mengurangi ketergantungan dari Indonesia.
"Indonesia mungkin akan mencabut larangan ekspor bulan ini namun tidak ada jaminan bahwa hal tersebut tidak akan dilakukan lagi."
"Kebijakan ekspor Malaysia lebih stabil dan itulah yang kami inginkan," kata seorang pembeli India yang menolak namanya disebutkan.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid