Jose Silva, Chief Executive Officer Jumeirah Group, mengatakan bahwa Jumeirah Bali hadir menjadi yang pertama dengan konsep yang mewujudkan keindahan lokal daerah Bali dipadu dengan dengan keramahan tamahan yang utama, memberikan para tamu pengalaman yang benar-benar unik dan tak terlupakan untuk menyatu kembali dengan alam.
“Resor ini menambahkan keindahan lain ke portofolio internasional Jumeirah Group yang terus berkembang, menampilkan keramah tamahan destinasi yang multikultural, mengintegrasikan keberlanjutan, budaya dan kesehatan,” kata Jose.
Berdiri anggun di area pantai Uluwatu, salah satu lokasi yang paling didambakan di pulau Bali, resor tepi tebing yang menakjubkan ini merupakan kolaborasi antara Martin Grounds dari Grounds Kent Architect, yang mengembangkan konsep arsitektur, dan Jean-Michel Gathy dari Denniston International, seorang konsultasi desain. Resor juga dikelilingi taman-taman luas yang dirancang oleh Made Wijaya.
Secara singkat, desain resor mewah all-villa ini adalah untuk menghubungkan masa lalu dan masa kini Bali di suaka kemewahan berbasis air yang hijau. Sebagai tanggapan, Martin Grounds menciptakan narasi desain keseluruhan yang berpusat pada era keemasan kerajaan Majapahit dan perannya sebagai tempat suci bagi elit penguasa Bali pada tahun 1343. Kerajaan Hindu terakhir di Indonesia, mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-14. , menjadi kekuatan yang signifikan di kawasan sambil mempertahankan hubungan reguler dengan Tiongkok, Champa, Kamboja, Annam, dan Siam.
Secara arsitektur, kekaisaran maritim dicirikan oleh kota dengan tembok yang mengesankan, menyembunyikan kumpulan paviliun, termasuk yang digunakan untuk mandi dan bersosialisasi, taman kerajaan bertingkat, dan fitur air yang indah. Di seluruh Jumeirah Bali, elemen ruang tradisional ini digunakan untuk mengungkapkan istana air mewah yang merayakan keajaiban kehidupan.
Selanjutnya adalah tiga kolam renang, yang terbesar mewakili Waduk Baureo, waduk legendaris Majapahit. Dengan pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan dan warna pirus berkilauan dari Pantai Dreamland di bawah, ini adalah titik fokus dari resor.
Menggabungkan modernisme tropis dengan warisan budaya Bali, arsitektur dalam dan luar ruangan Jumeirah Bali mencerminkan bahasa yang mewakili bata jemuran Bali, serta menciptakan aliran mulus antara arsitektur, interior, dan lanskap. Sentuhan asli, bahan-bahan alami berpadu dengan kenyamanan modern yang mewah untuk membawa para tamu ke surga Bali yang otentik dengan keanggunan bersahaja dengan sentuhan mewah.
Ketika tamu tiba, mereka melewati sebuah gerbang besar Bali yang diapit oleh dua patung batu singa. Budaya lokal yang sarat dengan simbolisme menganggap gerbang sebagai portal penting yang menghubungkan dunia fisik dan alam spiritual. Sementara, dua makhluk mitos bersayap yang terletak di atas adalah penjaga gerbang dalam tradisi Majapahit.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid