Lantas meskipun secara eksplisit Jokowi selalu mengelak dikait-kaitkan dengan langkah-langkah politik kedua anaknya itu, tetap saja publik dan elite politik tak serta merta mempercayainya. Bahkan jelas menolak alibi semacam itu.
Jokowi pasti mempunyai andil besar. Namun siapa think tank di belakangnya. Atau apakah Gerindra sendiri juga turut memberi 'asumsi- asumsi' kepada para partai koalisi tentang pengangkatan Gibran ini. Tentu saja ini adalah hasil olahan secara 'off the record' top level elite partai-partai tersebut.
Bagaimanapun proses yang berlangsung bak kilat petir di siang bolong itu telah menorehkan munculnya sosok anak muda yang kebetulan anaknya presiden dan tengah berkuasa dan kebetulan juga anak Solo. Salah satu kota bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ini.
Penggunaan jalur konstitusi sudah berlangsung. Pahit atau manis baru akan diketahui dikemudian hari. Tak perlu ditangisi atau memburu kemarahan yang tak mampu pula menjawab jalan penyelesaiannya.
"Cara yang salah tak selalu menghasilkan karya yang buruk," kata sebuah ungkapan terkait sebuah kecurangan di salah satu kisah kerajaan masa lampau.
Maka pertanyaannya adalah, apakah Gibran ini sesungguhnya batu permata bagi Indonesia kelak melalui tangan-tangan elite di tengah situasi "terjepit. Ataukah malah akan jadi batu sandungan di tengah semua upaya menyelamatkan kondisi bangsa dan negara ini dari cengkraman para penjahat hitam yang tak tersentuh hingga saat ini?
(Penulis adalah pemerhati sosial politik)
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid