Pada saat insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) pada 19 September 1945, Letnan Achijat juga turut serta bersama kawan-kawannya. Bahkan, Achijat sempat naik ke kisi-kisi atap hotel.
Dalam insiden tersebut, pejuang arek-arek Suroboyo berhasil merobek warna biru pada bendera Belanda menjadi warna merah dan putih.
"Jadi bapak saya tahu betul siapa perobek bendera di Hotel Yamato waktu itu karena bapak saya juga terlibat dalam peristiwa itu," tuturnya.
Nurmansyah mengungkapkan, di mata keluarga, Letnan Achijat merupakan sosok pemberani yang cenderung nekat. Jika apa yang diyakini benar, maka Letnan Achijat akan memperjuangkannya.
"Bapak saya itu seorang pemberani, tidak mau diajak kompromi. Kalau beliau merasa benar, apa pun akan diterjang," tegas Nurmansyah.
Letnan Achijat tutup usia pada tahun 1976 karena kecelakaan di Surabaya. Ia meninggalkan 12 orang putra. Letnan Achijat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ngagel.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid