Virtus Dukung Keamanan Remote Working Melalui Kemitraan dengan CrowdStrike

- Selasa, 31 Mei 2022 | 17:20 WIB
Virtus Dukung Keamanan Remote Working Melalui Kemitraan dengan CrowdStrike

Keamanan endpoint atau proteksi endpoint, adalah metode keamanan siber untuk melindungi desktop, laptop, perangkat IoT, dan perangkat yang berkomunikasi dengan jaringan pusat lainnya dari ancaman serangan siber. Perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai hari ini bisa mendapatkan solusi keamanan endpoint ini dari jaringan mitra bisnis Virtus yang tersebar di seluruh Indonesia atau dengan menghubungi Virtus.

Penggunaan teknologi endpoint saat ini semakin meningkat seiring dengan adopsi penerapan new ways of working seperti work from home dan bekerja dari jarak jauh. Meskipun cara bekerja yang baru mampu tetap menjaga produktivitas maupun kesehatan karyawan di tengah pandemi COVID-19, ternyata hal ini juga malah menghadirkan kerentanan bagi jaringan internet perusahaan, karena menjadi celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.

Baca Juga: Program Beasiswa Virtus Bakti Negeri Dibuka Lagi, Kesempatan Bagi Siswa yang Ingin Belajar IT

"Melihat kondisi dari pelaku industri, ada tiga alasan kenapa keamanan endpoint menjadi tantangan tersendiri, pertama threat sophistication atau kecanggihan ancaman di mana para pelaku saat ini sudah memiliki metode tradecraft yang unggul dan memudahkan mereka untuk menyerang target. Kedua, adalah outmoded defences atau sistem pertahanan yang sudah ketinggalan zaman," ujar Christian Atmadjaja selaku Direktur Virtus, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (31/5/2022).

"Banyak orang masih berfokus pada serangan malware saja, padahal penyerang terus berevolusi. Mereka sekarang menggunakan teknik tanpa file yang dengan mudah melewati antivirus dan bisa terlihat seperti user yang sah untuk mencuri kredensial. Jadi perusahaan yang hanya memiliki strategi yang berfokus pada malware saja, bisa melewatkan model ancaman lainnya," tambahnya.

Menurut laporan dari Crowdstrike Global Threat Report 2020, lanskap ancaman yang kini dihadapi oleh bisnis sekitar 49 persen adalah malware dan 51 persen lainnya non-malware berupa hacktivist, kejahatan siber, kriminal yang terorganisir, serangan internal, penyalahgunaan privileged account, hingga kejahatan yang sulit dicegah karena dilindungi dan dikoordinasi oleh negara. 

Halaman:

Komentar

Terpopuler