Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Doddy Zulverdi, mengatakan bahwa pada Mei 2022, inflasi bulanan Sumatera Utara diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya meskipun secara tahunan mengalami peningkatan.
"Kondisi tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi masyarakat pasca-HBKN Idulfitri. Di sisi lain, komponen volatile food diprakirakan akan menjadi pendorong inflasi disebabkan adanya potensi gangguan cuaca yang dapat menghambat produksi dan distribusi, serta masih tingginya harga pakan ternak yang menaikkan biaya produksi," katanya, Selasa (31/5/2022).
Dikatakannya, untuk itu, TPID di Sumatera Utara terus berkoordinasi dalam rangka mengantisipasi peningkatan tekanan inflasi yang diprakirakan terus berlanjut. Upaya menjaga kestabilan harga, baik jangka pendek hingga jangka panjang, senantiasa dilakukan melalui strategi 4K.
"Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Utara diprakirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, tetapi masih dalam rentang sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kian pulihnya perekonomian, penanganan pandemi Covid-19 yang makin baik dan mendorong mobilitas masyarakat, serta permintaan yang meningkat," katanya.
Potensi risiko kenaikan inflasi di tahun 2022 sudah menjadi perhatian bersama. Seluruh TPID, baik Provinsi maupun Kab/Kota, di Sumatera Utara akan terus berupaya menjaga tingkat inflasi di Sumatera Utara tetap berada dalam rentang sasaran.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid