Rakyat disuguhkan lakon-lakon politik yang dramatis, tidak masuk akal bahkan dalam beberapa estetika politik sangat amat tidak senonoh.
Politik yang berputar-putar terus pada tarik menarik kekuasaan mau tidak mau berimbas pada pergerakan ekonomi, hukum dan sosial kemasyarakatan yang bergejolak semakin tajam pada dimensi tertentu.
Apa yang terjadi di Partai Golkar tidak layak diterima akal sehat karena semestinya dapat berjalan normal dan wajar apalagi kontestasi pilpres dan pileg telah berlangsung baik dan berhasil sebagai bagian suksesi kelanjutan pengelolaan negara bagi bangsanya sendiri. Apa yang dikhawatirkan bahkan ditakuti Jokowi?
Pertanyaan terkini adalah benarkah Jokowi ingin kursi ketum Golkar itu? Apakah caranya ala "pokrol bambu" halus seperti Kaesang Pangarep menjadi ketum PSI?
Bila benar demikian semakin jelas bayang-bayang kerusakan fundamental perpolitikan Indonesia semakin nyata meskipun korbannya saat ini adalah mundurnya Airlangga Hartanto yang terlihat sebagai mundurnya konstitusi politik Indonesia saat ini.
*(Penulis adalah pemerhati sosial politik)
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid