Sekilas tentang empat tokoh tersebut:
Anies Baswedan
Anies Baswedan lahir pada 7 Mei 1969, di Kuningan, Jawa Barat. Ia adalah seorang akademisi, aktivis, dan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2017 hingga 2022.
Anies menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan kemudian melanjutkan studinya di Universitas Maryland, Amerika Serikat, serta Universitas Illinois, Amerika Serikat.
Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja Presiden Jokowi, serta pendiri program Indonesia Mengajar.
Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies banyak berjuang untuk masyarakat akar rambut. Menurutnya, kesetaraan dan keadilan hal yang urgent untuk diperjuangkan.
Eep Saefulloh Fatah
Eep Saefulloh Fatah adalah seorang ahli ilmu politik. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Laboratorium Ilmu Politik (LIP) FISIP UI.
Selain itu, Eep Saefulloh Fatah juga merupakan Founder dan CEO PolMark Indonesia, sebuah konsultan pemasaran politik.
Ia pernah menempuh S1 hingga S3 Ilmu Politik di Universitas Indonesia (UI). Ia kini menjadi salah satu orang yang paling kritis terhadap pemerintah Prabowo Subianto, mau pun sebelumnya yakni pemerintahan Presiden Jokowi.
Sukidi
Sukidi Mulyadi, atau yang lebih akrab dengan panggilan doktor Sukidi, adalah seorang cendekiawan Muhammadiyah. Ia adalah anak seorang petani dari Sragen, Jawa Tengah.
Ia menyelesaikan program doktoralnya dari Universitas Harvard di bidang Kajian Islam dengan disertasi berjudul “The Gradual Qur’an: Views of Early Muslim Commentators”.
Sukidi adalah tokoh pemikir kebangsaan. Saat Jokowi masih berkuasa, ia salah satu tokoh yang tulisan-tulisan menjadi rujukan banyak pihak.
Tulisan yang paling terkenal adalah berjudul: Pinokio Jawa. Dalam artikel itu, ia mengkritik Jokowi sebagai pemimpin yang suka berbohong.
Rocky Gerung
Rocky Gerung adalah pengamat politik yang tajam. Ia lahir pada 20 Januari 1959 di Manado, Sulawesi Utara.
Rocky menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, jurusan filsafat, dan lulus pada tahun 1986.
Rocky dikenal sebagai kritikus, terutama selama masa pemerintahan Presiden Jokowi. Ia juga merupakan salah satu pendiri lembaga Setara Institute, sebuah lembaga pemikir yang fokus pada demokrasi dan hak asasi manusia.
Sebagai seorang filsuf, Rocky memiliki minat pada filsafat feminisme dan telah menulis beberapa artikel tentang topik tersebut. Ia juga mengajar di UI sebagai dosen hingga tahun 2015.
Rocky Gerung dikenal karena pandangannya yang kritis terhadap pemerintahan dan kemampuannya dalam menganalisis isu-isu politik dan sosial.
Ia merupakan salah satu suara yang paling vokal dan berpengaruh dalam komunitas intelektual dan aktivis di Indonesia.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid